Korut Sebut Manuver Pesawat-pesawat Pembom AS Aksi Gegabah
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) bereaksi atas langkah Amerika Serikat (AS) yang menerbangkan dua pesawat pembom B-1B dan dua pesawat jet tempur siluman F-35B di atas Semenanjung Korea, Kamis kemarin.
Pyongyang menyebut manuver pesawat-pesawat pembom Washington itu sebagai tindakan gegabah karena tercengang oleh peluncuran rudal Korut. Tak hanya pesawat Washington, jet tempur Korea Selatan dan Jepang ambil bagian dalam manuver itu.
Pengerahan beberapa pesawat tempur berbahaya dari pangkalan militer Guam oleh Pentagon kemarin sebagai respons langsung atas peluncuran rudal balistik jarak menengah, Hwasong-12, pada hari Selasa, 29 Agustus. Rudal yang diluncurkan itu menerobos wilayah udara Hokkaido, Jepang.
Respons rezim Korut itu muncul dalam editorial kantor berita negara, KCNA. ”Aksi militer liar para musuh tidak lain hanyalah tindakan gegabah dari mereka yang tercengang oleh peluncuran roket balistik strategis yang dilakukan oleh tentara DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea—nama resmi Korea Utara) sebagai operasi militer pertama di Pasifik,” tulis KCNA, yang dikutip Jumat (1/9/2017).
Rezim Kim Jong-un juga mengecam keras sanksi Dewan Keamanan PBB atas peluncuran rudal Pyongyang.
”Pyongyang secara kategoris menolak pernyataan presiden DK PBB yang secara terang-terangan melanggar hak pembelaan diri atas sebuah negara berdaulat,” kata Kementerian Luar Negeri Korut melalui seorang juru bicara.
DK PBB sebelumnya mengutuk tes rudal Korut sebagai ancaman yang keterlaluan, namun tidak mengumumkan sanksi babak baru terhadap negara komunis itu.
Pyongyang menyebut manuver pesawat-pesawat pembom Washington itu sebagai tindakan gegabah karena tercengang oleh peluncuran rudal Korut. Tak hanya pesawat Washington, jet tempur Korea Selatan dan Jepang ambil bagian dalam manuver itu.
Pengerahan beberapa pesawat tempur berbahaya dari pangkalan militer Guam oleh Pentagon kemarin sebagai respons langsung atas peluncuran rudal balistik jarak menengah, Hwasong-12, pada hari Selasa, 29 Agustus. Rudal yang diluncurkan itu menerobos wilayah udara Hokkaido, Jepang.
Respons rezim Korut itu muncul dalam editorial kantor berita negara, KCNA. ”Aksi militer liar para musuh tidak lain hanyalah tindakan gegabah dari mereka yang tercengang oleh peluncuran roket balistik strategis yang dilakukan oleh tentara DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea—nama resmi Korea Utara) sebagai operasi militer pertama di Pasifik,” tulis KCNA, yang dikutip Jumat (1/9/2017).
Rezim Kim Jong-un juga mengecam keras sanksi Dewan Keamanan PBB atas peluncuran rudal Pyongyang.
”Pyongyang secara kategoris menolak pernyataan presiden DK PBB yang secara terang-terangan melanggar hak pembelaan diri atas sebuah negara berdaulat,” kata Kementerian Luar Negeri Korut melalui seorang juru bicara.
DK PBB sebelumnya mengutuk tes rudal Korut sebagai ancaman yang keterlaluan, namun tidak mengumumkan sanksi babak baru terhadap negara komunis itu.
(mas)