Aksi Protes Iringi Kunjungan Sekjen PBB ke Jalur Gaza
A
A
A
GAZA - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, tiba di Jalur Gaza dalam kunjungan pertama kalinya ke Israel Palestina. Kedatangannya ke Jalur Gaza dilakukan di tengah kemarahan keluarga tahanan Palestina terhadapnya karena menolak bertemu.
Keluarga tahanan Palestina menggelar aksi protes di persimpangan Beit Hanoun. Begitu Guterres tiba, konvoinya dihalangi massa demonstran dan mereka mengutuk penolakannya untuk bertemu mereka.
Orang-orang Palestina telah melakukan demonstrasi di persimpangan Beit Lahiya di bagian utara Jalur Gaza, dan juga di pintu masuk Sekolah Dasar Aleppo UNRWA, tempat Guterres menyelenggarakan konferensi persnya.
Mereka membawa sejumlah poster yang menyatakan tuntutan mereka, seperti hak mereka untuk mendirikan sebuah negara bagian, pendidikan, perawatan kesehatan. Mereka juga menuntut untuk mencegah pendudukan Israel melakukan tindakan eskalasi terhadap Gaza, dan menuntut untuk mengangkat pengepungan tersebut.
Sekjen PBB tersebut menekankan perlunya meluncurkan proses politik yang kredibel untuk menerapkan solusi dua negara tersebut, menghapus semua hambatan di lapangan, mematuhi resolusi PBB, dan tidak mengambil tindakan yang menghancurkan kepercayaan antara Palestina dan Israel.
Dalam konferensi persnya, Guterres mengatakan bahwa tindakan harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi kehidupan orang-orang Palestina. Ia memandang penting untuk mengakhiri blokade. Ia juga menganggap penting untuk menghindari penumpukan militan yang bisa melemahkan kepercayaan antara kedua belah pihak.
"Saya meminta persatuan, sejalan dengan prinsip-prinsip Organisasi Pembebasan Palestina. Perpecahan hanya merusak rakyat Palestina," katanya seperti dinukil dari Middle East Monitor, Rabu (30/8/2017).
"Saya mempunyai impian. Sebuah mimpi untuk suatu hari melihat tanah suci itu dengan dua negara - Israel dan Palestina - hidup dalam kedamaian dan keamanan bersama," tukasnya.
Keluarga tahanan Palestina menggelar aksi protes di persimpangan Beit Hanoun. Begitu Guterres tiba, konvoinya dihalangi massa demonstran dan mereka mengutuk penolakannya untuk bertemu mereka.
Orang-orang Palestina telah melakukan demonstrasi di persimpangan Beit Lahiya di bagian utara Jalur Gaza, dan juga di pintu masuk Sekolah Dasar Aleppo UNRWA, tempat Guterres menyelenggarakan konferensi persnya.
Mereka membawa sejumlah poster yang menyatakan tuntutan mereka, seperti hak mereka untuk mendirikan sebuah negara bagian, pendidikan, perawatan kesehatan. Mereka juga menuntut untuk mencegah pendudukan Israel melakukan tindakan eskalasi terhadap Gaza, dan menuntut untuk mengangkat pengepungan tersebut.
Sekjen PBB tersebut menekankan perlunya meluncurkan proses politik yang kredibel untuk menerapkan solusi dua negara tersebut, menghapus semua hambatan di lapangan, mematuhi resolusi PBB, dan tidak mengambil tindakan yang menghancurkan kepercayaan antara Palestina dan Israel.
Dalam konferensi persnya, Guterres mengatakan bahwa tindakan harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi kehidupan orang-orang Palestina. Ia memandang penting untuk mengakhiri blokade. Ia juga menganggap penting untuk menghindari penumpukan militan yang bisa melemahkan kepercayaan antara kedua belah pihak.
"Saya meminta persatuan, sejalan dengan prinsip-prinsip Organisasi Pembebasan Palestina. Perpecahan hanya merusak rakyat Palestina," katanya seperti dinukil dari Middle East Monitor, Rabu (30/8/2017).
"Saya mempunyai impian. Sebuah mimpi untuk suatu hari melihat tanah suci itu dengan dua negara - Israel dan Palestina - hidup dalam kedamaian dan keamanan bersama," tukasnya.
(ian)