Warga Korut Rayakan Keberhasilan Uji Coba Rudal

Rabu, 30 Agustus 2017 - 23:00 WIB
Warga Korut Rayakan...
Warga Korut Rayakan Keberhasilan Uji Coba Rudal
A A A
PYONGYANG - Warga Korea Utara (Korut) bertepuk tangan saat mendengarkan pengumuman resmi uji coba rudal dibacakan oleh pembaca berita. Berita terbaru tersebut dibawakan dengan gaya Pyongyang yang khas: bombastis, dengan banyak keriuhan, dilakukan sehari setelah uji coba.

Sementara dunia mengetahui tentang tes militer terakhir Korut tak lama setelah uji coba terjadi pada Selasa pagi, di Pyongyang pengumuman tersebut tidak dilakukan sampai sore hari berikutnya. Seperti diketahui, Korut menembakkan rudal jarak menengan ke atas Jepang.

Keterlambatan semacam itu biasa terjadi, dan kebanyakan warga Korut tidak sadar. Mereka tidak memiliki akses ke media atau informasi dari luar. Peluncuran yang tidak berhasil tidak diumumkan sama sekali.

Di lapangan di luar stasiun kereta api Pyongyang, kerumunan orang yang pergi ke atau dari kereta menonton sebuah layar televisi untuk mendapatkan apa yang mereka katakan akan menjadi siaran berita penting.

Mereka bersorak dan bertepuk tangan saat penyiar veteran Ri Chun Hee, mengenakan pakaian tradisional berwarna merah muda, menggambarkan bagaimana pemimpin tertinggi Kim Jong-un memimpin langsung peluncuran sebuah roket balistik strategis antara pasukan Angkatan Darat (Tentara Rakyat Korea).

"Selama kita memiliki Angkatan Darat Korea yang sangat cakap dan kepemimpinan Marshall Kim Jong-un, kita tidak memiliki musuh yang tidak dapat kita taklukkan," kata seorang pelajar yang menonton langsung pengumuman tersebut Kim Su-jong seperti dikutip dari CNN, Rabu (30/8/2017).

Sementara seorang wanita muda, Tak Yong-sok, mengemukakan kepercayaannya terhadap pemerintahnya.

"Saya merasa sangat bangga dengan prestasi gemilang ini. Saya melihat peluncuran dan merasa bahwa militer kita meningkat, saya merasa sangat bangga menjadi orang Korea," katanya.

Media pemerintah Korut telah memperingatkan bahwa peluncuran hari Selasa merupakan awal dari lebih banyak operasi militer yang diarahkan ke wilayah Guam, Amerika Serikat (AS).

Pyongyang mengancam akan menembakkan rudal ke perairan sekitar Guam awal bulan ini. Hal ini memicu reaksi marah dari Presiden AS Donald Trump di mana dia mengancam Korut akan menghadapi "api dan kemarahan" jika Pyongyang melanjutkan uji coba rudal dan nuklirnya.

Pekan lalu, latihan militer gabungan AS-Korea Selatan dimulai. Latihan tahunan yang selalu membuat marah Pyongyang. Beberapa kali Pyongyang meminta untuk dibatalkan atau menimbang kembali sebagai bukti niat baik yang bisa membawa Kim Jong-un kembali ke meja perundingan.

Jong-un sangat ingin meringankan sanksi berat yang telah ditempatkan pada ekonomi. Namun ia bersikukuh negaranya tidak akan melepaskan senjata nuklir sebagai prasyarat untuk negosiasi apapun. Pyongyang memandang pencegah nuklir sebagai hal yang vital untuk mencegah perubahan rezim AS yang potensial.

Di Pyongyang, poster propaganda baru menunjukkan sepasang tangan merobek sebuah dokumen, dengan slogan "kami menolak mentah-mentah sanksi PBB," setelah Dewan Keamanan menjatuhkan pembatasan baru awal bulan ini.

Poster lainnya mengancam AS. Satu menunjukkan rudal terbang menuju Gedung Putih yang meledak, dengan judul "Tanggapan Korea Terhadap Retorika AS."

Terlepas dari retorika yang intens dari media Korut, dan tanggapan penuh kemarahan dari AS, Jepang dan Korea Selatan (Korsel), kehidupan di Pyongyang berjalan seperti biasa.

Sama seperti warga Korsel yang terbiasa hidup dengan ancaman dari tetangga mereka, warga Korut tidak terganggu oleh kemungkinan perang. Mereka telah diberitahu sepanjang hidup mereka bahwa AS siap untuk menyerang negara itu setiap hari.

Berbicara di jalanan ibukota Korut sebelum peluncuran rudal tersebut diumumkan secara resmi, seorang warga mengatakan bahwa warga Korut mencintai perdamaian.

"Jika perang lain terjadi, orang Korea dan Amerika (keduanya) akan menderita. Tapi kita tidak akan pernah meminta perdamaian," kata Jong-hak.

Sementara warga Korut lainnya lebih agresif. Warga Pyongyang, Ri Hyon-il mengatakan sebelum pengumuman bahwa tindakan nyata dibutuhkan.

Tes hari Selasa, yang ditembakkan dari lokasi peluncur mobil di dekat bandara Pyongyang, mungkin merupakan sinyal bagi warga Korut seperti Ri.

Lokasi tersebut menunjukkan kepercayaan Korut terhadap teknologinya bahwa pihaknya akan melakukan peluncuran yang berpotensi berbahaya di dekat kota yang paling padat penduduknya, dan mengirim pesan ke AS atau penyerang potensial lainnya bahwa risiko kemanusiaan dari serangan pre-emptive bisa sangat besar.

Sementara seorang sopir taksi bernama Kim Sung-hyon mengatakan bahwa Korut hanya bertindak untuk membela diri.

"Kami menembak satu kemarin, kita bisa menembak satu hari ini, mungkin besok kita akan menembak untuk 10 rudal lagi. Kita harus melakukannya untuk membela negara kita," katanya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6932 seconds (0.1#10.140)