Tolak Intervensi Militer AS, Amerika Latin Kecam Trump
A
A
A
BUENOS AIRES - Blok perdagangan Amerika Latin, Mercosur, menolak intevensi militer terhadap situasi di Venezuela yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Aliansi itu juga mengutuk Presiden Trump atas pernyataannya tersebut.
Argentina mengatakan bahwa dialog dan diplomasi adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki demokrasi di Venezuela seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/8/2017).
Negara-negara Amerika Latin lainnya juga mengecam komentar Trump termasuk Meksiko, Kolombia, dan Peru, yang mengatakan bahwa ancaman Trump bertentangan dengan prinsip-prinsip PBB
Sebelumnya, Mercosur - yang mencakup negara-negara ekonomi terbesar wilayah mcama Argentina dan Brasil serta Paraguay dan Uruguay - tanpa batas waktu telah menangguhkan keanggotaan Venezuela pekan lalu.
Peru telah menjadi pengkritik keras pemerintahan Maduro. Pada hari Jumat, Peru mengusir duta besar Venezuela setelah Caracas mengirim sebuah tanggapan yang tidak dapat diterima terhadap kutukan regional terhadap badan konstituantenya yang baru.
Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski telah mendesak Maduro untuk mengundurkan diri dan menyebutnya sebagai seorang diktator.
Baca Juga: Presiden Peru Desak Maduro untuk Mundur
Pada akhir pekan kemarin, Trump mengatakan memiliki banyak pilihan untuk Venezuela, termasuk opsi militer yang mungkin jika perlu.
"Orang-orang menderita dan mereka sekarat," katanya.
Baca Juga: Selain Korut, Trump Juga Ancam Venezuela dengan Opsi Militer
AS baru-baru ini memberlakukan sanksi kepada Presiden Maduro. Gedung Putih kemudian mengatakan bahwa Maduro telah meminta pembicaraan via telepon dengan presiden Amerika tersebut.
Sebagai tanggapan, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump dengan senang hati akan berbicara dengan mitranya dari Venezuela, saat demokrasi dipulihkan di negara tersebut.
Aksi demonstrasi dengan kekerasan pecah sejak April lalu dan telah menyebabkan lebih dari 120 orang tewas. Oposisi Venezuela menuduh Maduro mencoba untuk terus berkuasa dengan membentuk badan konstituante yang dikuasai kelompok sosialis.
Pembentukan badan yang bisa merubah konstitusi itu juga menuai kritikan dari dunia internasional karena dianggap anti demokrasi.
Namun ia membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan badan konstituante akan membawa perdamaian ke negara tersebut.
Argentina mengatakan bahwa dialog dan diplomasi adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki demokrasi di Venezuela seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/8/2017).
Negara-negara Amerika Latin lainnya juga mengecam komentar Trump termasuk Meksiko, Kolombia, dan Peru, yang mengatakan bahwa ancaman Trump bertentangan dengan prinsip-prinsip PBB
Sebelumnya, Mercosur - yang mencakup negara-negara ekonomi terbesar wilayah mcama Argentina dan Brasil serta Paraguay dan Uruguay - tanpa batas waktu telah menangguhkan keanggotaan Venezuela pekan lalu.
Peru telah menjadi pengkritik keras pemerintahan Maduro. Pada hari Jumat, Peru mengusir duta besar Venezuela setelah Caracas mengirim sebuah tanggapan yang tidak dapat diterima terhadap kutukan regional terhadap badan konstituantenya yang baru.
Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski telah mendesak Maduro untuk mengundurkan diri dan menyebutnya sebagai seorang diktator.
Baca Juga: Presiden Peru Desak Maduro untuk Mundur
Pada akhir pekan kemarin, Trump mengatakan memiliki banyak pilihan untuk Venezuela, termasuk opsi militer yang mungkin jika perlu.
"Orang-orang menderita dan mereka sekarat," katanya.
Baca Juga: Selain Korut, Trump Juga Ancam Venezuela dengan Opsi Militer
AS baru-baru ini memberlakukan sanksi kepada Presiden Maduro. Gedung Putih kemudian mengatakan bahwa Maduro telah meminta pembicaraan via telepon dengan presiden Amerika tersebut.
Sebagai tanggapan, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump dengan senang hati akan berbicara dengan mitranya dari Venezuela, saat demokrasi dipulihkan di negara tersebut.
Aksi demonstrasi dengan kekerasan pecah sejak April lalu dan telah menyebabkan lebih dari 120 orang tewas. Oposisi Venezuela menuduh Maduro mencoba untuk terus berkuasa dengan membentuk badan konstituante yang dikuasai kelompok sosialis.
Pembentukan badan yang bisa merubah konstitusi itu juga menuai kritikan dari dunia internasional karena dianggap anti demokrasi.
Namun ia membantah tuduhan tersebut dengan mengatakan badan konstituante akan membawa perdamaian ke negara tersebut.
(ian)