Tolak Wajib Militer, Wanita Muda Israel Dipenjara

Minggu, 13 Agustus 2017 - 04:55 WIB
Tolak Wajib Militer,...
Tolak Wajib Militer, Wanita Muda Israel Dipenjara
A A A
HAIFA - Otoritas pemerintah Israel memenjarakan warganya, seorang wanita berusia 19 tahun, setelah menolak ikut wajib militer di angkatan pertahanan negara itu. Wanita muda ini menolak wajib militer sebagai simpati atas penindasan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

Wanita bernama Noa Gur Golan saat ini ditahan di sebuah penjara militer dekat Haifa. Dia sudah lebih dari 30 hari mendekam di penjara.

Dia ditahan di sebuah sel tahanan bersama sembilan wanita lainnya dan hanya diizinkan bertemu keluarganya setiap dua minggu sekali.

Pemerintah Israel mewajibkan semua orang Yahudi, Druze dan etnis lain Israel yang berusia di atas 18 tahun melayani dinas militer. Bagi kaum pria diwajibkan selama dua tahun lebih delapan bulan. Sedangkan kaum perempuan selama dua tahun.

Kakak lelaki Golan yang berusia 29 dan 24 tahun, telah menyelesaikan tugas mereka dengan Angkatan Pertahanan Israel (IDF).

Golan berusaha menghindari kewajiban di dinas militer karena dia menjadi seorang pasifis. Dia sudah dua kali melakukan audiensi untuk menolak kewajiban tersebut, namun ditolak pemerintah.

Permohanan penolakan Golan itu juga disampaikan dalam surat terbuka. Salah satu alasannya menolak wajib militer adalah Perang Gaza 2014 yang menyengsarakan warga Palestina.

Wanita muda Israel ini bekerja membantu anak-anak di Gaza usai perang mematikan itu. Dari aktivitasnya itu, matanya terbuka tentang kondisi warga Palestina yang diliputi kebencian dan ketakutan, karena tumbuh dengan kekerasan yang telah menjadi norma.

Pandangannya juga dipengaruhi oleh pendidikannya, di mana selama dua tahun dia belajar United World College of the Adriatic, tempat dirinya dan seorang gadis Palestina asal Hebron mendapatkan beasiswa.

”Cinta yang saya rasakan terhadap teman-teman saya dari kota saya Netanya identik dengan cinta yang saya rasakan terhadap teman-teman saya dari Hebron,” tulis Golan, seperti dikutip The Telegraph, Sabtu (12/8/2017) malam.

”Dengan pemikiran ini, saya menyadari bahwa saya tidak akan setuju untuk mengambil bagian dalam penindasan bangsa lain, bahwa saya tidak percaya untuk membangun tembok pemisah tapi membangun jembatan,” lanjut Golan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)