Tolak Majelis Konstituante Bentukan Maduro, Peru Usir Dubes Venezuela
A
A
A
LIMA - Peru mengatakan pihaknya mengusir duta besar Venezuela untuk Peru sebagai bentuk protes pembentukan majelis konstitusi baru-baru ini. Pembentukan majelis ini menuai kecaman dari berbagai pihak karena dianggap sebagai bentuk untuk melanggengkan kekuasaan Presiden Sosialis Nicolad Mauduro.
Pengumuman ini dikeluarkan tidak lama setelah Presiden Pedro Pablo Kuczynski menyerukan Maduro untuk mundur dengan menyebutnya sebagai diktator. Ini adalah pertama kalinya sebuah negara mengusir Dubes Venezuela setelah negara itu membentuk majelis konstituante, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/8/2017).
Baca Juga: Presiden Peru Desak Maduro untuk Mundur
Di Amerika Latin, Peru telah mengambil sikap oposisi terhadap Maduro. Maduro saat ini tengah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan menindak demonstrasi anti-pemerintah serta kerusuhan yang telah menyebabkan 120 orang tewas sejak April.
Awal pekan ini, Peru memanggil diplomat tinggi dari wilayah tersebut untuk membahas Venezuela di Lima, ibu kota Peru, di mana 12 negara mengecam "pecahnya tatanan demokratis" di Venezuela. Peru mengatakan bahwa mereka tidak akan mengakui tindakan yang diambil oleh majelis konstituante.
Maduro mengatakan majelis konstituante adalah satu-satunya kesempatan negara untuk menjamin perdamaian dan kemakmuran.
Venezuela menyebut Kuczynski, mantan bankir Wall Street, sebagai musuh negara karena terus mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.
"Pemerintah Venezuela akan terus memperdalam hubungan dengan orang-orang Peru yang heroik meskipun ada tindakan elit yang mengatur Peru," kata kementerian luar negeri Venezuela dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu menambahkan bahwa duta besarnya untuk Peru, Diego Molero, berada di Venezuela.
Retorika yang meningkat terjadi saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam intervensi militer di Venezuela, yang oleh Venezuela disebut "tindakan gila".
Baca Juga: Selain Korut, Trump Juga Ancam Venezuela dengan Opsi Militer
Ancam Lakukan Intervensi Militer, Sekutu Maduro Sebut Trump Gila
Pengumuman ini dikeluarkan tidak lama setelah Presiden Pedro Pablo Kuczynski menyerukan Maduro untuk mundur dengan menyebutnya sebagai diktator. Ini adalah pertama kalinya sebuah negara mengusir Dubes Venezuela setelah negara itu membentuk majelis konstituante, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (12/8/2017).
Baca Juga: Presiden Peru Desak Maduro untuk Mundur
Di Amerika Latin, Peru telah mengambil sikap oposisi terhadap Maduro. Maduro saat ini tengah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan menindak demonstrasi anti-pemerintah serta kerusuhan yang telah menyebabkan 120 orang tewas sejak April.
Awal pekan ini, Peru memanggil diplomat tinggi dari wilayah tersebut untuk membahas Venezuela di Lima, ibu kota Peru, di mana 12 negara mengecam "pecahnya tatanan demokratis" di Venezuela. Peru mengatakan bahwa mereka tidak akan mengakui tindakan yang diambil oleh majelis konstituante.
Maduro mengatakan majelis konstituante adalah satu-satunya kesempatan negara untuk menjamin perdamaian dan kemakmuran.
Venezuela menyebut Kuczynski, mantan bankir Wall Street, sebagai musuh negara karena terus mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.
"Pemerintah Venezuela akan terus memperdalam hubungan dengan orang-orang Peru yang heroik meskipun ada tindakan elit yang mengatur Peru," kata kementerian luar negeri Venezuela dalam sebuah pernyataan. Pernyataan itu menambahkan bahwa duta besarnya untuk Peru, Diego Molero, berada di Venezuela.
Retorika yang meningkat terjadi saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam intervensi militer di Venezuela, yang oleh Venezuela disebut "tindakan gila".
Baca Juga: Selain Korut, Trump Juga Ancam Venezuela dengan Opsi Militer
Ancam Lakukan Intervensi Militer, Sekutu Maduro Sebut Trump Gila
(ian)