Gempur ISIS, AS Kirim Pasukan Khusus ke Lebanon
A
A
A
WASHINGTON - Pasukan khusus Amerika Serikat (AS) beroperasi di Lebanon jelang pertempuran dengan gerilyawan ISIS di dekat perbatasan timur laut Suriah. Demikian pernyataan Departemen Pertahanan AS.
"Saya dapat mengkonfirmasi kehadiran Pasukan Khusus AS di Lebanon," juru bicara Pentagon Eric Pahon mengatakan kepada jaringan televisi Arab yang didanai al-Hurra awal pekan ini.
"Pasukan khusus kami memberikan pelatihan dan dukungan kepada Angkatan Bersenjata Lebanon," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Senin (7/8/2017).
"Pasukan itu tidak hanya berkonsentrasi pada misi jenis operasional, tapi juga misi tipe taktis dan strategis. Kami juga hadir dengan Pasukan Khusus Lebanon dalam semua aspek pelatihan dan operasi khusus," katanya lagi.
Mengingat sifat rahasia operasi Komando Pasukan Khusus AS (SOCOM), juru bicara departemen pertahanan mengatakan dia tidak akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai tentara AS yang saat ini ditempatkan di Lebanon.
"Sejauh angka, kita biasanya tidak mencirikan ukuran pasukan operasi khusus kita," terangnya.
Tentara Lebanon adalah penerima utama peralatan militer AS, yang sebagian besar cocok untuk operasi kontra pemberontakan. Pemberian peralatan militer itu juga dirancang untuk tidak menimbulkan ancaman terhadap sekutu utama AS, Israel, di sebelah selatan perbatasan Lebanon.
Bantuan itu termasuk pesawat ringan yang direkomendasikan SOCOM yang baru-baru ini digunakan tentara Lebanon untuk menyerang posisi ISIS di daerah perbatasan, dengan pesawat yang lebih ringan dijadwalkan untuk dikirim pada tahun 2018.
Pemerintah Lebanon juga dapat meminta koalisi pimpinan AS untuk memberikan dukungan udara bagi tentara Lebanon dalam operasi melawan IS di daerah perbatasan, menurut laporan pers setempat.
Laporan tersebut mengatakan bahwa pejabat Lebanon mungkin telah menghubungi Rusia. Lebanon akan meminta Rusia untuk menekan Suriah serta Iran untuk mengizinkan pesawat tempur koalisi pimpinan AS beroperasi di perbatasan Suriah-Lebanon.
Kehadiran Pasukan Khusus AS menasihati tentara Lebanon di dekat Hizbullah dapat memalukan bagi semua pihak namun merupakan cerminan kompleksitas dari usaha anti ISIS di Irak, Suriah dan Lebanon. Washington telah menunjuk Hizbullah sebagai kelompok teror dan dipersalahkan atas serangan terhadap marinir AS di Beirut pada tahun 1980an.
Di ketiga negara tersebut, AS telah berkoordinasi secara tidak langsung dengan pasukan pro-Iran dalam pertempuran melawan ISIS. Namun Washington tampaknya masih bermaksud untuk mengekang Iran setelah pertempuran melawan ISIS berakhir di wilayah tersebut.
"Bantuan kepada tentara Lebanon memajukan berbagai kepentingan AS di kawasan ini. Hal ini tidak hanya mencakup pemberangusan ISIS, yang kita fokus pada saat ini, tapi juga kelompok ekstremis kekerasan lainnya, dan melawan tindakan Iran dan Hizbullah," kata Pahon.
Menurut laporan al-Hurra, Pasukan Khusus AS saat ini berada di Lebanon untuk membantu tentara dalam operasi militer melawan ISIS. Namun sumber militer yang berbicara kepada surat kabar pan-Arab Asharq al-Awsat membantah laporan tersebut.
"Tentara AS tersebut telah hadir di Lebanon untuk memantau bantuan militer AS yang dikirim ke tentara," kata sumber tersebut, mengklaim bahwa tidak ada satupun dari mereka yang akan berpartisipasi dalam operasi yang akan datang melawan ISIS.
"Saya dapat mengkonfirmasi kehadiran Pasukan Khusus AS di Lebanon," juru bicara Pentagon Eric Pahon mengatakan kepada jaringan televisi Arab yang didanai al-Hurra awal pekan ini.
"Pasukan khusus kami memberikan pelatihan dan dukungan kepada Angkatan Bersenjata Lebanon," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Senin (7/8/2017).
"Pasukan itu tidak hanya berkonsentrasi pada misi jenis operasional, tapi juga misi tipe taktis dan strategis. Kami juga hadir dengan Pasukan Khusus Lebanon dalam semua aspek pelatihan dan operasi khusus," katanya lagi.
Mengingat sifat rahasia operasi Komando Pasukan Khusus AS (SOCOM), juru bicara departemen pertahanan mengatakan dia tidak akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai tentara AS yang saat ini ditempatkan di Lebanon.
"Sejauh angka, kita biasanya tidak mencirikan ukuran pasukan operasi khusus kita," terangnya.
Tentara Lebanon adalah penerima utama peralatan militer AS, yang sebagian besar cocok untuk operasi kontra pemberontakan. Pemberian peralatan militer itu juga dirancang untuk tidak menimbulkan ancaman terhadap sekutu utama AS, Israel, di sebelah selatan perbatasan Lebanon.
Bantuan itu termasuk pesawat ringan yang direkomendasikan SOCOM yang baru-baru ini digunakan tentara Lebanon untuk menyerang posisi ISIS di daerah perbatasan, dengan pesawat yang lebih ringan dijadwalkan untuk dikirim pada tahun 2018.
Pemerintah Lebanon juga dapat meminta koalisi pimpinan AS untuk memberikan dukungan udara bagi tentara Lebanon dalam operasi melawan IS di daerah perbatasan, menurut laporan pers setempat.
Laporan tersebut mengatakan bahwa pejabat Lebanon mungkin telah menghubungi Rusia. Lebanon akan meminta Rusia untuk menekan Suriah serta Iran untuk mengizinkan pesawat tempur koalisi pimpinan AS beroperasi di perbatasan Suriah-Lebanon.
Kehadiran Pasukan Khusus AS menasihati tentara Lebanon di dekat Hizbullah dapat memalukan bagi semua pihak namun merupakan cerminan kompleksitas dari usaha anti ISIS di Irak, Suriah dan Lebanon. Washington telah menunjuk Hizbullah sebagai kelompok teror dan dipersalahkan atas serangan terhadap marinir AS di Beirut pada tahun 1980an.
Di ketiga negara tersebut, AS telah berkoordinasi secara tidak langsung dengan pasukan pro-Iran dalam pertempuran melawan ISIS. Namun Washington tampaknya masih bermaksud untuk mengekang Iran setelah pertempuran melawan ISIS berakhir di wilayah tersebut.
"Bantuan kepada tentara Lebanon memajukan berbagai kepentingan AS di kawasan ini. Hal ini tidak hanya mencakup pemberangusan ISIS, yang kita fokus pada saat ini, tapi juga kelompok ekstremis kekerasan lainnya, dan melawan tindakan Iran dan Hizbullah," kata Pahon.
Menurut laporan al-Hurra, Pasukan Khusus AS saat ini berada di Lebanon untuk membantu tentara dalam operasi militer melawan ISIS. Namun sumber militer yang berbicara kepada surat kabar pan-Arab Asharq al-Awsat membantah laporan tersebut.
"Tentara AS tersebut telah hadir di Lebanon untuk memantau bantuan militer AS yang dikirim ke tentara," kata sumber tersebut, mengklaim bahwa tidak ada satupun dari mereka yang akan berpartisipasi dalam operasi yang akan datang melawan ISIS.
(ian)