FBI Buru Tersangka dalam Ledakan di Masjid Minnesota

Minggu, 06 Agustus 2017 - 22:59 WIB
FBI Buru Tersangka dalam...
FBI Buru Tersangka dalam Ledakan di Masjid Minnesota
A A A
WASHINGTON - FBI memburu tersangka dalam ledakan di sebuah masjid di Minnesota dimana para jamaah tengah berkumpul untuk salat subuh. FBI menyelidiki apakah ledakan tersebut merupakan sebuah kejahatan kebencian.

Sebuah ledakan terjadi di Islamic Center Dar al-Farooq di pinggiran Bloomington, Bloomington, pada Sabtu pagi menurut Kepala Polisi Bloomington Jeff Potts. Sebuah kamar di masjid rusak, tapi tidak ada orang yang dirugikan.

Mohamed Omar, direktur eksekutif Islamic Center tersebut, mengatakan seorang anggota melihat sebuah truk pikap yang melaju cepat dari tempat kejadian sesaat setelah ledakan tersebut. Dia menambahkan bahwa masjid tersebut telah menerima telepon dan email yang mengancam di masa lalu.

Richard Thornton, agen khusus yang bertanggung jawab atas Divisi Minneapolis FBI, mengatakan bahwa ledakan tersebut tampaknya disebabkan oleh alat peledak rakitan. FBI menemukan kembali perangkat dari tempat kejadian.

FBI sekarang mencari orang yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut, dan berusaha untuk mengetahui apakah itu adalah kejahatan kebencian.

"Pada titik ini, fokus kami adalah menentukan siapa dan mengapa. Apakah ini kejahatan kebencian? Apakah ini tindakan teror?" kata Thornton pada sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Independent, Minggu (6/8/2017).

FBI sejauh ini telah mewawancarai saksi, mengirimkan bukti ke laboratorium, dan mengumpulkan data video dan data ponsel untuk dianalisis.

Kepolisian Bloomington mengucapkan terima kasih kepada FBI dan masyarakat secara keseluruhan atas bantuan mereka. "Terima kasih masyarakat Bloomington atas ucapan dan dukungan Anda hari ini. Kami akan selalu berada di sini untuk Anda & akan memberikan kemampuan terbaik dari kami," bunyi ucapan terima kasih itu akun Twitter kepolisian Bloomington.

Menteri Keamanan Dalam Negeri Elaine Duke juga menyadari situasinya, dan berhubungan dengan pemerintah federal dan lokal.

"Departemen Keamanan Dalam Negeri sepenuhnya mendukung hak semua orang untuk secara bebas dan aman menjalankan keimanan yang mereka pilih dan kami dengan keras mengutuk serangan semacam itu terhadap institusi keagamaan manapun," kata DHS dalam sebuah pernyataan.

"Kami bersyukur bahwa tidak ada korban luka, tapi itu tidak mengurangi sifat serius dari tindakan ini," demikian pernyataan itu.

Jumlah kejahatan kebencian anti-Muslim hampir dua kali lipat tahun ini dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun 2016, menurut Council on American-Islamic Relations. Dewan tersebut mendokumentasikan 35 serangan terhadap masjid dalam tiga bulan pertama tahun ini.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0647 seconds (0.1#10.140)