Korsel Siap Duduk Satu Meja dengan Korut di Tengah Krisis Nuklir
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa pihaknya dapat mengadakan pembicaraan langsung dengan Korea Utara (Korut) dalam sebuah pertemuan regional akhir pekan ini. Pembicaraan kedua negara bertetangga ini dilakukan di tengah krisis nuklir.
Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha, mengatakan bahwa dia bersedia untuk berbicara dengan mitranya dari Pyongyang, jika kesempatan tersebut terjadi secara alami. Kang-kyung akan bertemu dengan sejawatnya dari Korut, Ri Yong-ho, di sela-sela forum pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Manila, Filipina.
"Jika ada kesempatan yang terjadi secara alami, kita harus bicara," kata Kang seperti dikutip dari BBC, Minggu (6/8/2017).
"Saya ingin menyampaikan keinginan kita kepada Korut untuk menghentikan provokasi tersebut dan menanggapi secara positif penawaran khusus baru-baru ini untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk membangun sebuah rezim perdamaian," imbuhnya.
Saat pertemuan dimulai, anggota ASEAN mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang mengatakan bahwa mereka memiliki keprihatinan serius atas tindakan Korut yang secara serius mengancam perdamaian.
Pyongyang menguji dua rudal balistik antar benua pada bulan Juli, mengklaim bahwa pihaknya sekarang memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan terhadap seluruh AS. Namun, para ahli meragukan kemampuan rudal untuk mencapai target mereka.
Tes tersebut dikutuk oleh Korsel, Jepang, dan Amerika Serikat, serta mendorong pembuatan sanksi baru bagi PBB.
China, satu-satunya sekutu internasional Korea Utara, juga mengkritik tes tersebut. Sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memegang hak veto, pihaknya telah sering melindungi Pyongyang dari resolusi yang membahayakan.
Meski begitu, sanksi yang berulang kali dijatuhkan sejauh ini telah gagal untuk mencegah Korut melanjutkan pembangunan rudalnya.
Menteri Luar Negeri Korsel, Kang Kyung-wha, mengatakan bahwa dia bersedia untuk berbicara dengan mitranya dari Pyongyang, jika kesempatan tersebut terjadi secara alami. Kang-kyung akan bertemu dengan sejawatnya dari Korut, Ri Yong-ho, di sela-sela forum pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Manila, Filipina.
"Jika ada kesempatan yang terjadi secara alami, kita harus bicara," kata Kang seperti dikutip dari BBC, Minggu (6/8/2017).
"Saya ingin menyampaikan keinginan kita kepada Korut untuk menghentikan provokasi tersebut dan menanggapi secara positif penawaran khusus baru-baru ini untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan untuk membangun sebuah rezim perdamaian," imbuhnya.
Saat pertemuan dimulai, anggota ASEAN mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang mengatakan bahwa mereka memiliki keprihatinan serius atas tindakan Korut yang secara serius mengancam perdamaian.
Pyongyang menguji dua rudal balistik antar benua pada bulan Juli, mengklaim bahwa pihaknya sekarang memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan terhadap seluruh AS. Namun, para ahli meragukan kemampuan rudal untuk mencapai target mereka.
Tes tersebut dikutuk oleh Korsel, Jepang, dan Amerika Serikat, serta mendorong pembuatan sanksi baru bagi PBB.
China, satu-satunya sekutu internasional Korea Utara, juga mengkritik tes tersebut. Sebagai anggota Dewan Keamanan PBB yang memegang hak veto, pihaknya telah sering melindungi Pyongyang dari resolusi yang membahayakan.
Meski begitu, sanksi yang berulang kali dijatuhkan sejauh ini telah gagal untuk mencegah Korut melanjutkan pembangunan rudalnya.
(ian)