Erdogan: Israel Manfaatkan Perpecahan Umat Islam
A
A
A
ANKARA - Israel memanfaatkan divisi di dunia Muslim. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pidato di Kongres Islam Dunia.
"Israel berusaha mengubah karakter Islam di Yerusalem dan memanfaatkan perpecahan antara umat Islam," kata Erdogan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (27/7/2017).
Dia lantas menyerukan Israel untuk menghormati hak asasi manusia dan konvensi Yerusalem. "Kami tidak boleh menutup pintu Al-Aqsa melawan Muslim di dunia," katanya.
Presiden Turki tersebut menekankan bahwa keputusan Israel untuk menghapus detektor logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa adalah sebuah langkah ke arah yang benar, tapi itu tidaklah cukup.
"Melindungi situs suci adalah tugas seluruh dunia Islam. Bukan hanya Palestina," tegasnya.
Erdogan juga mencatat bahwa Israel harus menghindari kebijakan yang menempatkan wilayah tersebut dalam sebuah ruang berapi dan menghentikan ancaman kepada orang lain jika mereka ingin hidup dalam damai di dunia ini.
Sejak 16 Juli, pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan kekerasan terhadap orang-orang Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat yang memprotes detektor logam yang dipasang oleh pasukan Israel di pintu masuk Masjid Al-Aqsa.
Belakangan, detektor logam tersebut dicabut dan digantikan dengan sistem pemantauan (smart surveillance). Namun, hari ini, Israel memutuskan untuk menyingkirkan semua sistem keamanan di kompleks Masjid al-Aqsa yang disambut oleh suka cita oleh warga Palestina.
"Israel berusaha mengubah karakter Islam di Yerusalem dan memanfaatkan perpecahan antara umat Islam," kata Erdogan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (27/7/2017).
Dia lantas menyerukan Israel untuk menghormati hak asasi manusia dan konvensi Yerusalem. "Kami tidak boleh menutup pintu Al-Aqsa melawan Muslim di dunia," katanya.
Presiden Turki tersebut menekankan bahwa keputusan Israel untuk menghapus detektor logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa adalah sebuah langkah ke arah yang benar, tapi itu tidaklah cukup.
"Melindungi situs suci adalah tugas seluruh dunia Islam. Bukan hanya Palestina," tegasnya.
Erdogan juga mencatat bahwa Israel harus menghindari kebijakan yang menempatkan wilayah tersebut dalam sebuah ruang berapi dan menghentikan ancaman kepada orang lain jika mereka ingin hidup dalam damai di dunia ini.
Sejak 16 Juli, pasukan pendudukan Israel telah meningkatkan kekerasan terhadap orang-orang Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat yang memprotes detektor logam yang dipasang oleh pasukan Israel di pintu masuk Masjid Al-Aqsa.
Belakangan, detektor logam tersebut dicabut dan digantikan dengan sistem pemantauan (smart surveillance). Namun, hari ini, Israel memutuskan untuk menyingkirkan semua sistem keamanan di kompleks Masjid al-Aqsa yang disambut oleh suka cita oleh warga Palestina.
(ian)