Sekjen PBB Khawatir dengan Perkembangan di Al-Aqsa
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengaku khawatir tentang risiko kekerasan yang meningkat di Kota Tua Yerusalem. Kota Tua Yerusalem adalah kota dimana terletak komplek Masjid al-Aqsa.
"Saya sangat prihatin tentang potensi risiko meningkatnya kekerasan, mendesak semua pemimpin politik, agama dan masyarakat untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan retorika, dan meminta Israel untuk menunjukkan pengekangan," kata Guterres, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/7).
Sementara itu mengenai situasi di al-Aqsa, Israel dilaporkan telah memindahkan pagar pembatas dan jembatan yang baru saja dipasang di dekat masjid tersebut. Keputusan Israel ini disambut suka cita oleh ribuan warga Palestina dengan menggelar perayaan di jalan.
Ketua Komite Islam tertinggi, Ikrema Sabri, pada Rabu kemarin mengatakan, jamaah tidak akan kembali ke tempat suci tersebut sampai Israel memindahkan pagar dan kamera baru yang dipasangnya setelah terjadi serangan mematikan di sana.
Sabri mengatakan, bahkan setelah Israel melepaskan detektor logam dari lokasi, diperlukan lebih banyak langkah untuk mengembalikan ketenangan. Dia mengatakan, demonstrasi doa massal akan berlanjut sampai gerbang komplek dibuka, pagar logam dan jembatan besi dilepas dan kamera yang baru dipasang dilepas.
Tidak jelas apakah pemindahan pagar dan jembatan luar Israel untuk memenuhi tuntutan tersebut, namun orang-orang Palestina menari, meneriakkan "Allahu Akbar" dan menyalakan kembang api pada Kamis pagi.
"Saya sangat prihatin tentang potensi risiko meningkatnya kekerasan, mendesak semua pemimpin politik, agama dan masyarakat untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan retorika, dan meminta Israel untuk menunjukkan pengekangan," kata Guterres, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/7).
Sementara itu mengenai situasi di al-Aqsa, Israel dilaporkan telah memindahkan pagar pembatas dan jembatan yang baru saja dipasang di dekat masjid tersebut. Keputusan Israel ini disambut suka cita oleh ribuan warga Palestina dengan menggelar perayaan di jalan.
Ketua Komite Islam tertinggi, Ikrema Sabri, pada Rabu kemarin mengatakan, jamaah tidak akan kembali ke tempat suci tersebut sampai Israel memindahkan pagar dan kamera baru yang dipasangnya setelah terjadi serangan mematikan di sana.
Sabri mengatakan, bahkan setelah Israel melepaskan detektor logam dari lokasi, diperlukan lebih banyak langkah untuk mengembalikan ketenangan. Dia mengatakan, demonstrasi doa massal akan berlanjut sampai gerbang komplek dibuka, pagar logam dan jembatan besi dilepas dan kamera yang baru dipasang dilepas.
Tidak jelas apakah pemindahan pagar dan jembatan luar Israel untuk memenuhi tuntutan tersebut, namun orang-orang Palestina menari, meneriakkan "Allahu Akbar" dan menyalakan kembang api pada Kamis pagi.
(esn)