Takut Aksi Balasan, Staf Kedutaan Israel di Yordania Dipulangkan

Selasa, 25 Juli 2017 - 11:23 WIB
Takut Aksi Balasan,...
Takut Aksi Balasan, Staf Kedutaan Israel di Yordania Dipulangkan
A A A
JERUSALEM - Seorang pejabat dari kantor Perdana Menteri Israel mengatakan staf kedutaan di Yordania kembali ke negara itu dari Amman. Staf yang kembali termasuk seorang petugas keamanan yang terlibat dalam insiden penembakan di mana dua orang Yordania tewas.

"Kembalinya utusan tersebut dimungkinkan berkat kerja sama yang dilakukan antara Israel dan Yordania, sehari sebelumnya," kata kantor Netanyahu seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/7/2017).

Pemimpin Israel tersebut kemudian mengucapkan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan menantunya Jared Kushner. Keduanya telah membantu membawa pulang staf kedutaan dan Raja Yordania Abdullah untuk kerja sama yang erat.

Israel telah menyensor laporan media semalam mengenai insiden tersebut. Mereka beralasan itu dilakukan sebagai langkah untuk melindungi para diplomat dari aksi balasan.

Seorang petugas keamanan Kedutaan Besar Israel diketahui menembak seorang warga Yordania yang menusuknya dengan obeng pada Minggu kemarin. Penembakan itu juga menewaskan seorang warga Yordania yang menjadi saksi.

Baca Juga: Penembakan Kedutaan Israel di Yordania, Satu Tewas

Awalnya, pihak Yordania ingin memeriksa penjaga tersebut, yang terluka, namun Israel mengatakan bahwa ia memiliki kekebalan diplomatik dan harus dipulangkan. Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, tindakan yang dilakukan petugas keamanannya adalah tindakan membela diri. Sedangkan terkait tewasnya seorang saksi mata hal itu terjadi karena ketidaksengajaan.

Pesan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri tersebut memuat klip audio Duta Besar Einat Schlein dan satpam, yang bernama Ziv, berbicara kepada Netanyahu. Keduanya mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan untuk memulangkan mereka.

Insiden penembakan itu menguji hubungan Israel dan Yordania yang sudah tegang sejak negara Zionis itu memasang detektor logam di tempat masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pemasangan itu dilakukan setelah orang-orang bersenjata menembak mati dua petugas polisi Israel pada 14 Juli.

Yordania adalah penjaga kompleks al-Aqsa dan memiliki populasi Palestina yang besar. Situasi di al-Aqsas membuat Amman sensitif terhadap perubahan status di lokasi yang Israel kuasai bersama daerah Yerusalem Timur dan Tepi Barat lainnya dalam perang 1967.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0972 seconds (0.1#10.140)