Dendam, ISIS Latih 173 Teroris untuk Serangan Bunuh Diri di Eropa

Sabtu, 22 Juli 2017 - 10:06 WIB
Dendam, ISIS Latih 173...
Dendam, ISIS Latih 173 Teroris untuk Serangan Bunuh Diri di Eropa
A A A
LONDON - Interpol mengumumkan bahwa kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah melatih 173 teroris untuk melakukan serangan bunuh diri di Eropa. Serangan disiapkan sebagai balas dendam atas kekalahan ISIS di Timur Tengah.

Data 173 anggota skuat bunuh diri ISIS disusun oleh intelijen Amerika Serikat (AS). Sumbernya dari informasi yang digali selama pertempuran dengan ISIS di Suriah dan Irak.

Daftar itu dirilis Interpol semalam. Sebelumnya, jaringan kontra-teror Eropa khawatir bahwa saat ISIS runtuh di Timur Tengah, ada ancaman yang meningkat dari aksi pembom bunuh diri “lone wolf” yang akan berdatangan ke Eropa.

Hingga kini belum ada bukti bahwa salah satu dari 173 teroris didikan ISIS yang dirilis Interpol telah masuk ke Eropa. Namun, daftar ini dirancang untuk mengonfirmasi apakah sumber intelijen Uni Eropa (UE) sudah mempunyai rincian tentang ratusan individu tersebut atau belum. Sebab, mereka menjadi ancaman yang membahayakan negara-negara Eropa.

Daftar—yang dikirim oleh sekretariat umum Interpol pada tanggal 27 Mei 2017—menggambarkan bahwa para teroris tersebut merupakan orang-orang yang telah dilatih untuk membangun dan memposisikan alat peledak improvisasi, untuk menyebabkan kematian dan luka serius.

”Dipercaya bahwa mereka dapat melakukan perjalanan ke luar negeri, untuk berpartisipasi dalam kegiatan teroris,” bunyi pernyataan sekretariat umum Interpol, yang dikutip dari The Guardian, Sabtu (22/7/2017).

Data itu awalnya dikumpulkan oleh intelijen AS melalui saluran terpercaya. Kemudian diserahkan ke FBI dan selanjutnya dikirim ke Interpol untuk berbagi data secara global.

Sebuah catatan yang dilampirkan pada daftar Interpol yang beredar di Italia menjelaskan bagaimana database dibangun. Database juga dikumpulkan dari potongan teka-teki yang berasal dari ratusan elemen, terutama yang dikumpulkan saat markas besar lokal ISIS disita.

”Orang-orang telah diidentifikasi melalui bahan-bahan yang ditemukan di tempat persembunyian ISIS,” bunyi catatan itu.

“Muncul bahwa subjek tersebut mungkin telah mewujudkan kemauan untuk melakukan serangan bunuh diri atau ‘syahid’ untuk mendukung Islam (versi ISIS).”

Interpol telah meminta mitra nasionalnya untuk mendapatkan informasi yang mereka miliki tentang setiap nama dalam daftar dan data latar belakang lainnya yang mereka miliki. Contoh, data penyeberangan perbatasan, catatan tindak pidana sebelumnya, data biometrik, nomor paspor, aktivitas pada media sosial dan sejarah perjalanan.

Pihak Interpol melalui seorang juru bicara menyatakan bahwa daftar 173 teroris telah disebar. ”Interpol secara teratur mengirimkan peringatan dan update ke biro pusat nasional (NCB)-nya mengenai teroris dan penjahat yang dicari melalui jaringan komunikasi polisi global yang aman,” kata pihak Interpol.

“Tujuan pengiriman peringatan dan pembaruan ini adalah untuk memastikan bahwa informasi kepolisian yang vital tersedia kapan dan dimana pun diperlukan, sesuai dengan permintaan negara anggota,” lanjut Interpol.
(mas)
Berita Terkait
Erdogan: Sanksi Amerika...
Erdogan: Sanksi Amerika Serikat Tidak Menghormati Turki
Menlu Italia: Uni Eropa...
Menlu Italia: Uni Eropa Didominasi Amerika Serikat
Uni Eropa akan Terus...
Uni Eropa akan Terus Dukung Ukraina Tanpa Amerika Serikat
Uni Eropa Depak Amerika...
Uni Eropa Depak Amerika Serikat dari Daftar Perjalanan Aman
Negara-negara Eropa...
Negara-negara Eropa yang Dihasut Amerika Serikat untuk Boikot Gas Rusia
Amerika Serikat Membuka...
Amerika Serikat Membuka Akses untuk Pelancong yang Divaksinasi Penuh
Berita Terkini
Zelensky Ancam Pemimpin...
Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadir di Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
57 menit yang lalu
3 Motif Kesepakatan...
3 Motif Kesepakatan Mineral Langka AS dan Ukraina, Salah Satunya Upaya Membayar Utang Perang
3 jam yang lalu
Trump: AS Menang dalam...
Trump: AS Menang dalam 2 Perang Dunia
7 jam yang lalu
4 Alasan Pangeran Harry...
4 Alasan Pangeran Harry Ingin Rekonsiliasi dengan Raja Charles
9 jam yang lalu
AS Jual Rudal AMRAAM...
AS Jual Rudal AMRAAM ke Arab Saudi Senilai Rp57,6 Triliun
10 jam yang lalu
Pemilu Australia Digelar...
Pemilu Australia Digelar dalam Bayang-bayang Kebijakan Donald Trump
11 jam yang lalu
Infografis
Bacaan Niat untuk Sahur...
Bacaan Niat untuk Sahur Puasa di Bulan Suci Ramadan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved