Telepon Presiden Israel, Erdogan Sebut Muslim Harusnya Bebas Masuki Al-Aqsa
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan dilaporkan telah melakukan komunikasi melalui telepon dengan Presiden Israel Reuven Rivlin untuk membahas situasi terkini di komplek al-Aqsa. Situasi di komplek al-Aqsa meningkat drastis dalam beberapa hari terakhir akibat keputusan pemerintah Israel menutup komplek itu pada pekan lalu.
Dalam pembicaraanya dengan Rivlin, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (21/7), Erdogan menegaskan umat Islam harus dapat memasuki al-Aqsa tanpa batasan, dalam kerangka kebebasan beragama dan beribadah.
Rivlin mengatakan, bahwa tindakan otoritas keamanan untuk menempatkan pendeteksi logam dan pembatasan jamaah untuk memasuki al-Aqsa dilakukan demi tujuan keamanan. Dia meyakinkan Erdogan, bahwa tidak akan ada perubahan status di komplek al-Aqsa dan bahwa kebebasan beragama tidak akan dibatasi.
Selain melakukan komunikasi dengan Rivlin, Erdogan juga diketahui melakukan komunikasi dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dalam pembicaraan dengan Abbas, Erdogan menyatakan keprihatinan atas perkembangan situasi di Yerusalem timur, kota tempat komplek al-Aqsa berada.
"Setiap pembatasan terhadap umat Islam yang memasuki Masjid Al-Aqsa tidak dapat diterima. Perlindungan karakter dan kesucian Islam Al-Quds (Yerusalem) dan Al-Haram al-Sharif (Kompleks Masjid al-Aqsa) penting bagi seluruh dunia Muslim," kata Erdogan.
Sementara itu, pada gilirannya Abbas meminta Erdogan untuk mendesak AS agar memberi tekanan pada Israel, sehingga mencabut langkah pembatasan bagi kaum Muslim di Masjid al-Aqsa.
Dalam pembicaraanya dengan Rivlin, seperti dilansir Anadolu Agency pada Jumat (21/7), Erdogan menegaskan umat Islam harus dapat memasuki al-Aqsa tanpa batasan, dalam kerangka kebebasan beragama dan beribadah.
Rivlin mengatakan, bahwa tindakan otoritas keamanan untuk menempatkan pendeteksi logam dan pembatasan jamaah untuk memasuki al-Aqsa dilakukan demi tujuan keamanan. Dia meyakinkan Erdogan, bahwa tidak akan ada perubahan status di komplek al-Aqsa dan bahwa kebebasan beragama tidak akan dibatasi.
Selain melakukan komunikasi dengan Rivlin, Erdogan juga diketahui melakukan komunikasi dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dalam pembicaraan dengan Abbas, Erdogan menyatakan keprihatinan atas perkembangan situasi di Yerusalem timur, kota tempat komplek al-Aqsa berada.
"Setiap pembatasan terhadap umat Islam yang memasuki Masjid Al-Aqsa tidak dapat diterima. Perlindungan karakter dan kesucian Islam Al-Quds (Yerusalem) dan Al-Haram al-Sharif (Kompleks Masjid al-Aqsa) penting bagi seluruh dunia Muslim," kata Erdogan.
Sementara itu, pada gilirannya Abbas meminta Erdogan untuk mendesak AS agar memberi tekanan pada Israel, sehingga mencabut langkah pembatasan bagi kaum Muslim di Masjid al-Aqsa.
(esn)