Emir ISIS Afghanistan Abu Sayed Dihabisi Pasukan AS di Markasnya
A
A
A
WASHINGTON - Emir Islamic State of Iraq and Syria-Khorasan (ISIS-K) di Afghanistan, Abu Sayed, tewas oleh serangan pasukan Amerika Serikat (AS) di markasnya di Kunar, awal pekan ini. Kematian Abu Sayed dikonfirmasi Pentagon, semalam.
Juru bicara Pentagon Dana White mengatakan bahwa beberapa anggota ISIS-K juga tewas dalam serangan pada 11 Juli 2017.
”Pasukan AS membunuh Abu Sayed, emir Islamic State of Iraq and Syria-Khorasan (ISIS-K) dalam sebuah serangan di markas kelompok tersebut di Provinsi Kunar, Afghanistan,” kata White dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Sabtu (15/7/2017).
“Serangan tersebut juga membunuh anggota ISIS-K lainnya dan secara signifikan akan mengganggu rencana kelompok teror tersebut untuk memperluas kehadirannya di Afghanistan,” lanjut White.
Sayed adalah pemimpin ISIS ketiga di Afghanistan yang terbunuh sejak Juli 2016.
Sayed memimpin kelompok tersebut sejak akhir April setelah dua pemimpin sebelumnya, Abdul Hasib dan Hafiz Sayed Khan dibunuh oleh pasukan AS.
Militer AS sebelumnya mengatakan bahwa kematian Hasib akan membantu mencapai tujuan militer AS untuk menghancurkan kelompok itu pada tahun 2017.
Markas yang digunakan oleh Hasib di Provinsi Nangarhar tidak jauh dari tempat di mana pada tanggal 13 April 2017 militer AS menjatuhkan bom non-nuklir terbesar yang dikenal sebagai “Mother of All Bombs” atau “Ibu dari Semua Bom”.
Bom non-nuklir terbesar yang langka digunakan AS ini diklaim menewaskan setidaknya 95 militan. Klaim itu disampaikan Kementerian Pertahanan Afghanistan.
ISIS muncul di Afghanistan pada tahun 2015 dan menyerbu sebagian besar provinsi Nangarhar dan Kunar, dekat perbatasan Pakistan.
Juru bicara Pentagon Dana White mengatakan bahwa beberapa anggota ISIS-K juga tewas dalam serangan pada 11 Juli 2017.
”Pasukan AS membunuh Abu Sayed, emir Islamic State of Iraq and Syria-Khorasan (ISIS-K) dalam sebuah serangan di markas kelompok tersebut di Provinsi Kunar, Afghanistan,” kata White dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Sabtu (15/7/2017).
“Serangan tersebut juga membunuh anggota ISIS-K lainnya dan secara signifikan akan mengganggu rencana kelompok teror tersebut untuk memperluas kehadirannya di Afghanistan,” lanjut White.
Sayed adalah pemimpin ISIS ketiga di Afghanistan yang terbunuh sejak Juli 2016.
Sayed memimpin kelompok tersebut sejak akhir April setelah dua pemimpin sebelumnya, Abdul Hasib dan Hafiz Sayed Khan dibunuh oleh pasukan AS.
Militer AS sebelumnya mengatakan bahwa kematian Hasib akan membantu mencapai tujuan militer AS untuk menghancurkan kelompok itu pada tahun 2017.
Markas yang digunakan oleh Hasib di Provinsi Nangarhar tidak jauh dari tempat di mana pada tanggal 13 April 2017 militer AS menjatuhkan bom non-nuklir terbesar yang dikenal sebagai “Mother of All Bombs” atau “Ibu dari Semua Bom”.
Bom non-nuklir terbesar yang langka digunakan AS ini diklaim menewaskan setidaknya 95 militan. Klaim itu disampaikan Kementerian Pertahanan Afghanistan.
ISIS muncul di Afghanistan pada tahun 2015 dan menyerbu sebagian besar provinsi Nangarhar dan Kunar, dekat perbatasan Pakistan.
(mas)