Saudi Tekan Irak untuk Turut Boikot Qatar
A
A
A
BAGHDAD - Arab Saudi terus memberikan tekanan kepada Irak untuk turut menjatuhkan blokade terhadap Qatar. Hal itu disampaikan pemimpin Partai Dawa, yang merupakan partai penguasa di Irak, Jassem Al-Bayati.
"Perdana Menteri Haider al-Abadi mendapat tekanan dari Arab Saudi yang menggunakan rekonstruksi daerah-daerah yang baru saja dibebaskan dari kontrol ISIS sebagai alat perundingan dengan imbalan untuk melawan Qatar," kata Bayati, seperti dilansir MEMO pada Senin (10/7).
Dia menuturkan, Saudi menekan Abadi untuk mengunjunginya pada tanggal 14 Juni, namun Abadi menolak dan melakukan kunjungannya pada tanggal 19 Juni. Penolakan ini dilakukan karena Abadi menyadari Riyadh ingin memanipulasi perjalanan tersebut untuk mencapai posisinya melawan Qatar.
"Arab Saudi telah menyumbangkan USD 500 juta untuk merekonstruksi daerah-daerah yang direbut dari ISIS, dan ingin membangun kembali kota-kota ini, namun harus menyerahkan dana tersebut ke Dana Bantuan dan Rekonstruksi Irak," katanya.
"Irak mengatakan kepada Saudi bahwa mereka tidak keberatan dengan keikutsertaannya dalam rekonstruksi kota-kota ini melalui keterlibatan dalam tender yang akan disusun untuk merekonstruksi apa yang telah dihancurkan oleh ISIS. Riyadh kemudian berusaha untuk menawar dengan Irak dan mendorongnya untuk melawan Qatar," sambungnya.
Bayati menambahkan, Irak akhirnya memutuskan untuk bersikap netral, dan tidak mengganggu krisis Teluk, dan Abadi mengumumkan ini secara eksplisit sebelum kunjungannya ke Saudi.
"Perdana Menteri Haider al-Abadi mendapat tekanan dari Arab Saudi yang menggunakan rekonstruksi daerah-daerah yang baru saja dibebaskan dari kontrol ISIS sebagai alat perundingan dengan imbalan untuk melawan Qatar," kata Bayati, seperti dilansir MEMO pada Senin (10/7).
Dia menuturkan, Saudi menekan Abadi untuk mengunjunginya pada tanggal 14 Juni, namun Abadi menolak dan melakukan kunjungannya pada tanggal 19 Juni. Penolakan ini dilakukan karena Abadi menyadari Riyadh ingin memanipulasi perjalanan tersebut untuk mencapai posisinya melawan Qatar.
"Arab Saudi telah menyumbangkan USD 500 juta untuk merekonstruksi daerah-daerah yang direbut dari ISIS, dan ingin membangun kembali kota-kota ini, namun harus menyerahkan dana tersebut ke Dana Bantuan dan Rekonstruksi Irak," katanya.
"Irak mengatakan kepada Saudi bahwa mereka tidak keberatan dengan keikutsertaannya dalam rekonstruksi kota-kota ini melalui keterlibatan dalam tender yang akan disusun untuk merekonstruksi apa yang telah dihancurkan oleh ISIS. Riyadh kemudian berusaha untuk menawar dengan Irak dan mendorongnya untuk melawan Qatar," sambungnya.
Bayati menambahkan, Irak akhirnya memutuskan untuk bersikap netral, dan tidak mengganggu krisis Teluk, dan Abadi mengumumkan ini secara eksplisit sebelum kunjungannya ke Saudi.
(esn)