Demonstran G20 Mengamuk di Hamburg, 200 Lebih Polisi Terluka
A
A
A
HAMBURG - Aksi protes dengan kekerasan terhadap KTT G20 di Hamburg berlanjut untuk malam kedua dengan perusuh menyerang polisi, mendirikan barikade dan menghancurkan toko serta kendaraan. Sedikitnya 143 orang telah ditahan dan lebih dari 200 petugas polisi terluka sejauh ini.
"Kami tidak pernah mengalami tingkat kebencian dan kekerasan seperti ini," ujar juru bicara polisi Hamburg, Timo Zill, seperti disitir dari Russia Today, Minggu (9/7/2017).
Dalam sebuah pernyataan pers, pihak kepolisian mengatakan demonstran dipersenjatai dengan bom molotov dan pipa besi. "Di persimpangan distrik Schanzenviertel (di pusat kota Hamburg), pasukan polisi secara permanen menjadi sasaran serangan kekerasan," pernyataan tersebut menambahkan.
Polisi juga mengatakan para demonstran merusak toko dan kendaraan, serta menambahkan bahwa sekitar 500 orang menjarah sebuah supermarket pada Jumat malam saat berlangsungnya demonstrasi. Sekitar 250 pemrotes mendirikan barikade di pusat kota, dengan menggunakan tong sampah, sepeda dan rambu jalan. Beberapa kendaraan terbakar.
Pihak kepolisian mengatakan sedikitnya 213 petugas polisi terluka dalam aksi demonstrasi tersebut.
"Saya terguncang karena kekerasan yang harus ditanggung banyak orang, dengan kendaraan atau harta benda mereka hancur, atau menyaksikan kebrutalan ini terhadap petugas polisi," kata Walikota Hamburg Olaf Scholz.
Sedangkan Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas mengecam aksi protes di akun Twitter-nya. "Penjahat ada di depan pengadilan, bukan di jalan," cuitnya.
Sementara salah satu pemrotes, mengatakan bahwa polisi memicu kemarahan pada demonstrasi tersebut. "Polisi memprovokasi orang-orang dengan berlari ke dalam demonstrasi, membuat orang-orang berkerumun sehingga mereka mulai panik. Mereka tahu orang akan terluka," katanya.
Demonstrasi anti-globalisasi di Hamburg diselenggarakan dengan slogan "Welcome to Hell." Protes berubah menjadi kekerasan pada Kamis malam, meletus dalam konfrontasi dengan polisi. Bentrokan dimulai di malam hari, dengan polisi menggunakan semprotan merica dan meriam air melawan para perusuh.
Berbicara kepada penyiar NDR Jerman, juru bicara demo "Welcome to Hell", Andreas Blechschmidt, menyerukan para demonstran untuk menjauhkan diri dari kekerasan tanpa akal dan kerusuhan berat.
Pada hari Jumat malam, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa bentrokan kekerasan semacam itu tidak dapat diterima.
"Saya memiliki setiap pemahaman untuk demonstrasi damai, namun demonstrasi kekerasan membahayakan kehidupan manusia, mereka membahayakan manusia sendiri, mereka menempatkan petugas polisi dan pasukan keamanan dalam bahaya, membuat penduduk dalam bahaya, dan karenanya tidak dapat diterima," katanya.
"Kami tidak pernah mengalami tingkat kebencian dan kekerasan seperti ini," ujar juru bicara polisi Hamburg, Timo Zill, seperti disitir dari Russia Today, Minggu (9/7/2017).
Dalam sebuah pernyataan pers, pihak kepolisian mengatakan demonstran dipersenjatai dengan bom molotov dan pipa besi. "Di persimpangan distrik Schanzenviertel (di pusat kota Hamburg), pasukan polisi secara permanen menjadi sasaran serangan kekerasan," pernyataan tersebut menambahkan.
Polisi juga mengatakan para demonstran merusak toko dan kendaraan, serta menambahkan bahwa sekitar 500 orang menjarah sebuah supermarket pada Jumat malam saat berlangsungnya demonstrasi. Sekitar 250 pemrotes mendirikan barikade di pusat kota, dengan menggunakan tong sampah, sepeda dan rambu jalan. Beberapa kendaraan terbakar.
Pihak kepolisian mengatakan sedikitnya 213 petugas polisi terluka dalam aksi demonstrasi tersebut.
"Saya terguncang karena kekerasan yang harus ditanggung banyak orang, dengan kendaraan atau harta benda mereka hancur, atau menyaksikan kebrutalan ini terhadap petugas polisi," kata Walikota Hamburg Olaf Scholz.
Sedangkan Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas mengecam aksi protes di akun Twitter-nya. "Penjahat ada di depan pengadilan, bukan di jalan," cuitnya.
Sementara salah satu pemrotes, mengatakan bahwa polisi memicu kemarahan pada demonstrasi tersebut. "Polisi memprovokasi orang-orang dengan berlari ke dalam demonstrasi, membuat orang-orang berkerumun sehingga mereka mulai panik. Mereka tahu orang akan terluka," katanya.
Demonstrasi anti-globalisasi di Hamburg diselenggarakan dengan slogan "Welcome to Hell." Protes berubah menjadi kekerasan pada Kamis malam, meletus dalam konfrontasi dengan polisi. Bentrokan dimulai di malam hari, dengan polisi menggunakan semprotan merica dan meriam air melawan para perusuh.
Berbicara kepada penyiar NDR Jerman, juru bicara demo "Welcome to Hell", Andreas Blechschmidt, menyerukan para demonstran untuk menjauhkan diri dari kekerasan tanpa akal dan kerusuhan berat.
Pada hari Jumat malam, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa bentrokan kekerasan semacam itu tidak dapat diterima.
"Saya memiliki setiap pemahaman untuk demonstrasi damai, namun demonstrasi kekerasan membahayakan kehidupan manusia, mereka membahayakan manusia sendiri, mereka menempatkan petugas polisi dan pasukan keamanan dalam bahaya, membuat penduduk dalam bahaya, dan karenanya tidak dapat diterima," katanya.
(ian)