224 Warga Sipil Jadi Korban Serangan Koalisi AS di Raqqa
Jum'at, 07 Juli 2017 - 02:07 WIB

224 Warga Sipil Jadi Korban Serangan Koalisi AS di Raqqa
A
A
A
DAMASKUS - Setidaknya 224 warga sipil meregang nyawa akibat serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS). Korban berjatuhan sejak pasukan Suriah kembali memasuki benteng ISIS di Raqqa sebulan yang lalu.
Pejuang Arab dan Kurdi dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) masuk ke Raqqa pada 6 Juni lalu setelah melakukan operasi selama sebulan untuk mengepung kota utara tersebut.
"Sedikitnya 224 warga sipil, termasuk 38 anak-anak dan 28 perempuan, tewas dalam serangan udara oleh koalisi global di Raqqa sejak SDF masuk," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (7/7/2017).
Observatorium yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa mereka tidak memiliki membedakan terhadap para korban dengan cara yang berbeda, termasuk oleh operasi militer lainnya, ranjau, atau saat mencoba melarikan diri dari kota.
SOHR juga mengatakan bentrokan dan serangan udara di Raqqa telah menewaskan 311 gerilyawan ISIS dan 106 milisi SDF sejak 6 Juni.
Namun laporan tersebut disanggah oleh pihak koalisi dengan mengatakan bahwa laporan itu tidak melakukan penilaian terperinci. Juru bicara Kolonel Ryan Dillon mengatakan koalisi akan menerbitkan laporan korban sipil bulanannya sendiri.
"Kami bertanggung jawab atas proses terbuka dan transparan untuk menilai dugaan korban sipil, dan kami mempublikasikan temuan ini secara reguler agar dunia dapat melihat," katanya.
"Sebagian besar kritikus kami tidak melakukan penilaian rinci semacam itu dan seringkali mengandalkan informasi sedikit, yang seringkali berasal dari sumber tunggal yang tidak dapat dipercaya," Dillon menambahkan.
Dia mengatakan bahwa koalisi mengupayakan nol korban manusia nol dengan protokol penargetan yang bertujuan untuk melindungi pejuang non-kombatan.
Sejak ISIS merebut Raqqa pada awal 2014, kota ini telah menjadi ibukota de facto ISIS untuk wilayah Suriah.
Pejuang Arab dan Kurdi dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) masuk ke Raqqa pada 6 Juni lalu setelah melakukan operasi selama sebulan untuk mengepung kota utara tersebut.
"Sedikitnya 224 warga sipil, termasuk 38 anak-anak dan 28 perempuan, tewas dalam serangan udara oleh koalisi global di Raqqa sejak SDF masuk," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (7/7/2017).
Observatorium yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa mereka tidak memiliki membedakan terhadap para korban dengan cara yang berbeda, termasuk oleh operasi militer lainnya, ranjau, atau saat mencoba melarikan diri dari kota.
SOHR juga mengatakan bentrokan dan serangan udara di Raqqa telah menewaskan 311 gerilyawan ISIS dan 106 milisi SDF sejak 6 Juni.
Namun laporan tersebut disanggah oleh pihak koalisi dengan mengatakan bahwa laporan itu tidak melakukan penilaian terperinci. Juru bicara Kolonel Ryan Dillon mengatakan koalisi akan menerbitkan laporan korban sipil bulanannya sendiri.
"Kami bertanggung jawab atas proses terbuka dan transparan untuk menilai dugaan korban sipil, dan kami mempublikasikan temuan ini secara reguler agar dunia dapat melihat," katanya.
"Sebagian besar kritikus kami tidak melakukan penilaian rinci semacam itu dan seringkali mengandalkan informasi sedikit, yang seringkali berasal dari sumber tunggal yang tidak dapat dipercaya," Dillon menambahkan.
Dia mengatakan bahwa koalisi mengupayakan nol korban manusia nol dengan protokol penargetan yang bertujuan untuk melindungi pejuang non-kombatan.
Sejak ISIS merebut Raqqa pada awal 2014, kota ini telah menjadi ibukota de facto ISIS untuk wilayah Suriah.
(ian)