UEA Bantah Operasikan Penjara Penyiksaan di Yaman

Sabtu, 24 Juni 2017 - 14:16 WIB
UEA Bantah Operasikan...
UEA Bantah Operasikan Penjara Penyiksaan di Yaman
A A A
ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) membantah laporan yang menyebut mereka memiliki sebuah penjara rahasia di Yaman. Penajara rahasia tersebut dilaporkan turut dijalankan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) dan ditujukan untuk menyiksa para tersangka teroris.
"Apa yang dinyatakan dalam laporan tersebut sama sekali tidak benar, tidak lebih dari sebuah permainan politik yang melaluinya milisi dan partai-partai yang terpengaruh oleh upaya Koalisi Arab untuk memerangi organisasi teroris berusaha untuk mendiskreditkan Koalisi, yang memasuki Yaman untuk menyelamatkan orang-orang Yaman," kata Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA.
Kementerian tersebut, seperti dilansir The National pada Sabtu (24/6) kemudian mengatakan, UEA sebagai bagian dari Koalisi Arab, tidak mengelola atau mengawasi setiap penjara di Yaman, yang berada dalam wilayah yurisdiksi otoritas Yaman yang sah.
Seperti diketahui, laporan yang dirilis oleh Asociated Press (AP) itu menyebut, setidaknya ada 18 penjara klandestin di Yaman selatan yang dioperasikan UEA maupun pasukan Yaman yang dilatih negara-negara Arab.
Menurut laporan yang dirilis hari Kamis tersebut, diperkirakan ada 2.000 tahanan di penjara-penjara rahasia di Yaman. Mereka mengalami penganiayaan dan penyiksaan dan tidak memiliki perlindungan hukum.
Militer AS, lanjut laporan itu, menyediakan daftar pertanyaan untuk para tahanan dan menerima transkrip interogasi yang dilakukan di penjara-penjara “hitam”, yang berpotensi melibatkan para personel AS dalam penyiksaan tahanan.
Laporan investigasi AP ini juga bersumber dari wawancara dengan puluhan orang, termasuk mantan narapidana, anggota keluarga orang-orang yang ditahan, pengacara, serta pejabat Yaman dan AS.
Sebagian besar sumber berbicara dengan syarat anonim, karena khawatir terkena tindakan serta tidak memiliki wewenang untuk membahas masalah ini dengan media.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)