Diplomat Rusia Ditunjuk Jadi Kepala Kantor Anti Terorisme PBB

Kamis, 22 Juni 2017 - 00:25 WIB
Diplomat Rusia Ditunjuk...
Diplomat Rusia Ditunjuk Jadi Kepala Kantor Anti Terorisme PBB
A A A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menunjuk salah seorang diplomat veteran Moskow untuk memimpin kantor anti terorisme PBB yang baru dibentuk. Duta Besar Rusia untuk Organisasi Internasional di Wina, Vladimir Voronkov, ditunjuk sebagai kepala kantor anti teror PBB setelah sebelumnya bertemu dengan Guterres.

"Dalam peran barunya, Voronkov akan memberikan kepemimpinan strategis pada upaya kontraterorisme PBB, berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan PBB dan memastikan bahwa asal usul dan dampak teror lintas sektoral tercermin dalam pekerjaan tersebut," terang juru bicara PBB, Farhan Haq, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2017).

Haq mengatakan bahwa Voronkov memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dengan dinas luar negeri Rusia, yang bekerja terutama pada isu-isu PBB.

Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang tersebut menyetujui pembentukan Biro Anti Terorisme PBB pekan lalu. Biro ini akan membantu semua negara untuk menerapkan strategi kontraterorisme global yang diadopsi oleh Majelis Umum pada tahun 2006.

Strategi yang telah ditinjau setiap dua tahun ini bertujuan untuk mengatasi kondisi yang kondusif bagi penyebaran terorisme, tindakan untuk mencegah dan memberantas terorisme, membangun kapasitas negara untuk melakukannya, dan memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan peraturan hukum sebagai dasar pemberantasan.

Penunjukan Voronkov mengakhiri spekulasi di antara beberapa diplomat bahwa Moskow mungkin menginginkan duta besarnya untuk Washington, Sergei Kislyak, untuk melakukan pekerjaan itu.

Kislyak telah terlibat dalam kontroversi setelah beberapa anggota parlemen Amerika Serikat (AS) mengemukakan kekhawatiran tentang pertemuannya dengan pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump. Trump membantah berkolusi bersama Moskow dalam kampanyenya.

Badan intelijen AS telah menuduh Rusia mencampuri pemilihan presiden 2016 lalu untuk keuntungan Trump. Rusia telah membantah tuduhan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9471 seconds (0.1#10.140)