Israel Peringatkan Iran usai Tembakkan 6 Rudal ke Suriah
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Iran agar tidak mengancam Israel setelah Teheran menambakkan enam balistik ke basis teroris di Suriah. Dia mengaku terus memantau sepak terjang Iran di wilayah tersebut.
Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan enam rudal balistik dari Iran barat ke timur laut Suriah pada hari Minggu, dengan sasaran basis teroris.
Serangan ini sebagai pembalasan atas serangan kembar di Teheran pada 7 Juni 2017 yang menewaskan 17 orang. Kelompok Islamic State atau ISIS untuk pertama kalinya mengklaim di balik serangan di Teheran.
Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa Iran adalah ancaman bagi negara Yahudi, Timur Tengah dan berpotensi menjadi ancaman dunia.
”Kami mengikuti tindakan mereka dan kami mengikuti kata-kata mereka,” katanya. ”Saya punya satu pesan ke Iran: Jangan ancam Israel,” ujar Netanyahu, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (20/6/2017).
”Tentara dan pasukan keamanan kami terus memantau aktivitas Iran di wilayah tersebut,” papar Netanyahu kepada anggota senior Partai Likud.
"Kegiatan ini juga mencakup usaha mereka untuk membangun diri di Suriah dan, tentu saja, untuk mentransfer senjata canggih ke Hizbullah dan operasi lainnya,” imbuh PM Netanyahu.
Netanyahu adalah penentang vokal kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan sanksi atau embargo terhadap Teheran dicabut.
Rudal buatan Iran berpotensi menyerang pangkalan militer Israel atau Amerika di wilayah Timur Tengah, di mana kedua negara itu kerap berseteru dengan Teheran.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan bahwa Israel tidak khawatir dengan serangan Iran ke wilayah Suriah pada hari Minggu.
”Israel siap untuk setiap perkembangan,” katanya.”Kami siap, kami tidak memiliki kekhawatiran.”
Garda Revolusi Iran mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan enam rudal balistik dari Iran barat ke timur laut Suriah pada hari Minggu, dengan sasaran basis teroris.
Serangan ini sebagai pembalasan atas serangan kembar di Teheran pada 7 Juni 2017 yang menewaskan 17 orang. Kelompok Islamic State atau ISIS untuk pertama kalinya mengklaim di balik serangan di Teheran.
Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa Iran adalah ancaman bagi negara Yahudi, Timur Tengah dan berpotensi menjadi ancaman dunia.
”Kami mengikuti tindakan mereka dan kami mengikuti kata-kata mereka,” katanya. ”Saya punya satu pesan ke Iran: Jangan ancam Israel,” ujar Netanyahu, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Selasa (20/6/2017).
”Tentara dan pasukan keamanan kami terus memantau aktivitas Iran di wilayah tersebut,” papar Netanyahu kepada anggota senior Partai Likud.
"Kegiatan ini juga mencakup usaha mereka untuk membangun diri di Suriah dan, tentu saja, untuk mentransfer senjata canggih ke Hizbullah dan operasi lainnya,” imbuh PM Netanyahu.
Netanyahu adalah penentang vokal kesepakatan nuklir Teheran tahun 2015 antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan sanksi atau embargo terhadap Teheran dicabut.
Rudal buatan Iran berpotensi menyerang pangkalan militer Israel atau Amerika di wilayah Timur Tengah, di mana kedua negara itu kerap berseteru dengan Teheran.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengatakan bahwa Israel tidak khawatir dengan serangan Iran ke wilayah Suriah pada hari Minggu.
”Israel siap untuk setiap perkembangan,” katanya.”Kami siap, kami tidak memiliki kekhawatiran.”
(mas)