Toleransi, Masjid di UEA Dinamai 'Maria, Ibu Yesus'
A
A
A
ABU DHABI - Sebuah masjid di Ibu Kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi, berganti nama dari “Sheikh Mohammed bin Zayed” menjadi “Maria, Ibu Yesus”. Penamaan ulang masjid di negeri Arab ini sebagai toleransi warga Muslim terhadap warga Kristen.
Nama baru masjid tersebut atas perintah Putra Mahkota Abu Dhabi sekaligus wakil komandan tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan. Tujuannya, sebagai upaya untuk mengkonsolidasikan ikatan kemanusiaan di antara pengikut agama yang berbeda.
Nama baru masjid tersebut aslinya; ”Mariam, Umm Eisa” dalam bahasa Arab. Jika diterjemahkan menjadi; “Maria, Ibu Yesus”.
Menteri Negara untuk Toleransi Sheikha Lubna Al-Qasimi mengucapkan terima kasih kepada Putra Mahkota atas arahan bijaknya. “Dalam melaksanakan prakarsa ini yang menjadi contoh cemerlang, citra toleransi dan koeksistensi indah yang dinikmati oleh UEA,” kata menteri tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pendeta Canon Andrew Thompson dari Gereja St Andrew di UEA mengatakan kepada Gulf News bahwa dia senang dengan berita tersebut.
”Kami senang bahwa kami merayakan sesuatu di mana kami memiliki kesamaan di antara kedua keyakinan,” katanya.
”Maria, sebagai ibu Yesus, tentu saja merupakan sosok suci dan spesial di komunitas kami. Dia adalah wanita yang melambangkan ketaatan kepada Tuhan. Kami berharap dapat tumbuh dalam pemahaman yang lebih dalam dengan tetangga kami, dan kami merayakannya dengan mereka atas nama baru masjid tersebut,” lanjut Thompson, yang dilansir Jumat (16/6/2017).
Nama baru masjid tersebut atas perintah Putra Mahkota Abu Dhabi sekaligus wakil komandan tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan. Tujuannya, sebagai upaya untuk mengkonsolidasikan ikatan kemanusiaan di antara pengikut agama yang berbeda.
Nama baru masjid tersebut aslinya; ”Mariam, Umm Eisa” dalam bahasa Arab. Jika diterjemahkan menjadi; “Maria, Ibu Yesus”.
Menteri Negara untuk Toleransi Sheikha Lubna Al-Qasimi mengucapkan terima kasih kepada Putra Mahkota atas arahan bijaknya. “Dalam melaksanakan prakarsa ini yang menjadi contoh cemerlang, citra toleransi dan koeksistensi indah yang dinikmati oleh UEA,” kata menteri tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pendeta Canon Andrew Thompson dari Gereja St Andrew di UEA mengatakan kepada Gulf News bahwa dia senang dengan berita tersebut.
”Kami senang bahwa kami merayakan sesuatu di mana kami memiliki kesamaan di antara kedua keyakinan,” katanya.
”Maria, sebagai ibu Yesus, tentu saja merupakan sosok suci dan spesial di komunitas kami. Dia adalah wanita yang melambangkan ketaatan kepada Tuhan. Kami berharap dapat tumbuh dalam pemahaman yang lebih dalam dengan tetangga kami, dan kami merayakannya dengan mereka atas nama baru masjid tersebut,” lanjut Thompson, yang dilansir Jumat (16/6/2017).
(mas)