Filipina: ISIS Membunuh dan Memperbudak Warga Sipil di Marawi
A
A
A
MARAWI - Militer Filipina mengungkap kekejaman kelompok ISIS yang membunuh dan memperbudak warga sipil di Marawi. Kelompok ISIS di Filipina yang sebelumnya bernama kelompok Maute ini memperbudak warga sipil sebagai pelayan dan juru masak bagi mereka.
Para warga sipil yang dibunuh para militan ISIS merupakan warga yang mencoba melarikan diri dari Kota Marawi.
Menurut militer Filipina, ada sekitar 1.000 orang yang masih terjebak di kota Marawi, kota yang dikendalikan oleh militant ISIS.
Kelompok itu menentang serangan militer Filipina yang didukung Amerika Serikat yang telah melakukan pengeboman tanpa henti di daerah pemukiman Marawi dimana mereka bersembunyi. Pihak berwenang mengatakan 400 orang bersenjata diperkirakan masih berada di sana dan menggunakan warga sipil sebagai budak.
”Berdasarkan bocoran informasi, warga sipil yang terjebak telah kita temukan (dan diselamatkan), mereka digunakan sebagai pelayan makanan untuk memasakkan makanan mereka, serta untuk membawa amunisi mereka,” kata juru bicara militer setempat, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, kepada wartawan.
Data terbaru dari pertempuran di Maute yang dirilis pemerintah Filipina, sebanyak 26 warga sipil, 58 polisi dan tentara serta 202 militan ISIS telah tewas.
Lima dari warga sipil terbunuh pada hari Senin saat mereka berupaya melarikan diri saat militan menemukan tempat persembunyian mereka. Hal itu disampaikan juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella, kepada wartawan di Manila.
”Mereka pergi ke sungai, tapi para militan mengejar mereka dan tanpa pandang bulu menembaki mereka, menewaskan lima orang dan membawa delapan sisanya sebagai sandera,” lanjut Abella, seperti dikutip AFP, Rabu (14/6/2017).
ISIS juga merilis sebuah video pada hari Senin lalu melalui media propagandanya, Amaq, yang menunjukkan bahwa para “jihadis” menembak enam warga Kristen di Marawi. Video itu terpantau situs SITE yang berbasis di AS.
Kekejaman terbaru ISIS di Marawi terjadi Selasa lalu, di mana kelompok itu membunuh lima polisi Muslim dan lima pekerja konstruksi non-Muslim.. Mereka ditembak setelah berlari sekitar dua kilometer dari daerah yang dikuasai militan ISIS.
”Saat kami berlari, ISIS menembaki kami," kata perwira polisi Marawi Lumna Lidasan. Menurutnya, polisi bisa pergi lebih dulu karena mereka beragama Islam tapi mereka takut akan keselamatan pekerja konstruksi.
”Mereka tidak berbicara dengan Maranao (dialek Muslim lokal), jadi saya tahu mereka pasti telah dieksekusi.”
Para warga sipil yang dibunuh para militan ISIS merupakan warga yang mencoba melarikan diri dari Kota Marawi.
Menurut militer Filipina, ada sekitar 1.000 orang yang masih terjebak di kota Marawi, kota yang dikendalikan oleh militant ISIS.
Kelompok itu menentang serangan militer Filipina yang didukung Amerika Serikat yang telah melakukan pengeboman tanpa henti di daerah pemukiman Marawi dimana mereka bersembunyi. Pihak berwenang mengatakan 400 orang bersenjata diperkirakan masih berada di sana dan menggunakan warga sipil sebagai budak.
”Berdasarkan bocoran informasi, warga sipil yang terjebak telah kita temukan (dan diselamatkan), mereka digunakan sebagai pelayan makanan untuk memasakkan makanan mereka, serta untuk membawa amunisi mereka,” kata juru bicara militer setempat, Letnan Kolonel Jo-ar Herrera, kepada wartawan.
Data terbaru dari pertempuran di Maute yang dirilis pemerintah Filipina, sebanyak 26 warga sipil, 58 polisi dan tentara serta 202 militan ISIS telah tewas.
Lima dari warga sipil terbunuh pada hari Senin saat mereka berupaya melarikan diri saat militan menemukan tempat persembunyian mereka. Hal itu disampaikan juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella, kepada wartawan di Manila.
”Mereka pergi ke sungai, tapi para militan mengejar mereka dan tanpa pandang bulu menembaki mereka, menewaskan lima orang dan membawa delapan sisanya sebagai sandera,” lanjut Abella, seperti dikutip AFP, Rabu (14/6/2017).
ISIS juga merilis sebuah video pada hari Senin lalu melalui media propagandanya, Amaq, yang menunjukkan bahwa para “jihadis” menembak enam warga Kristen di Marawi. Video itu terpantau situs SITE yang berbasis di AS.
Kekejaman terbaru ISIS di Marawi terjadi Selasa lalu, di mana kelompok itu membunuh lima polisi Muslim dan lima pekerja konstruksi non-Muslim.. Mereka ditembak setelah berlari sekitar dua kilometer dari daerah yang dikuasai militan ISIS.
”Saat kami berlari, ISIS menembaki kami," kata perwira polisi Marawi Lumna Lidasan. Menurutnya, polisi bisa pergi lebih dulu karena mereka beragama Islam tapi mereka takut akan keselamatan pekerja konstruksi.
”Mereka tidak berbicara dengan Maranao (dialek Muslim lokal), jadi saya tahu mereka pasti telah dieksekusi.”
(mas)