Duterte: Pengepungan Marawi Perintah Pemimpin ISIS al-Baghdadi
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, pemimpin Islamic State atau ISIS Abu Bakr al-Baghdadi sendiri yang memerintahkan pengepungan Kota Marawi oleh para militan. Kota itu telah jadi medan tempur antara pasukan Filipina dengan kelompok sayap ISIS, Maute, selama tiga pekan terakhir.
Komentar Duterte disampaikan kepada wartawan di Kota Cagayan de Oro, pada hari Minggu.”Abu Bakr al-Baghdadi secara khusus memerintahkan dilakukannya kegiatan teror di Filipina,” katanya.
”Kami sudah tahu betul penumpukan di Marawi ini. Itulah sebabnya jika Anda melacak pernyataan saya di depan umum, (apa yang saya katakan) adalah, 'Jangan memaksakan tangan saya ke dalamnya'. Karena sudah ada tindakan teroris, korban adalah laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah,” ujar Duterte, yang dikutip Senin (12/6/2017).
”Kami menderita sejumlah korban jiwa. Saya tidak berharap hal itu menjadi serius. Sekarang, ternyata Baghdadi sendiri, pemimpin ISIS, secara khusus telah memerintahkan kegiatan terorisme di sini di Filipina,” papar dia.
Duterte sebelumnya mengklaim bahwa kelompok Maute memiliki hubungan dengan ISIS. Dia mengatakan bahwa teroris yang dicari Isnilon Hapilon telah ditunjuk sebagai pemimpin ISIS di Filipina dan berusaha untuk membentuk kekhalifahan di negara tersebut.
”Tapi militer dan polisi, mereka memperingatkan saya bahwa hal itu menjadi sangat penting di Mindanao," katanya.
Duterte juga membalas kritik atas keputusannya untuk mengumumkan darurat militer di seluruh wilayah Mindanao. Presiden ini berujar, para pengkritiknya merupakan ”orang bodoh”
"Jika mereka tidak bodoh, Anda tahu, Anda harus menyatakan darurat militer di Mindanao selatan," katanya. ”Sekarang, mereka dalam pelarian. Anda harus mengejar mereka. Dan jika mereka gerah, mereka mungkin memilih untuk (menabur) teror. Bom di sini, ada bom di sana,” imbuh Duterte, seperti dikutip Philstar.
Komentar Duterte disampaikan kepada wartawan di Kota Cagayan de Oro, pada hari Minggu.”Abu Bakr al-Baghdadi secara khusus memerintahkan dilakukannya kegiatan teror di Filipina,” katanya.
”Kami sudah tahu betul penumpukan di Marawi ini. Itulah sebabnya jika Anda melacak pernyataan saya di depan umum, (apa yang saya katakan) adalah, 'Jangan memaksakan tangan saya ke dalamnya'. Karena sudah ada tindakan teroris, korban adalah laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah,” ujar Duterte, yang dikutip Senin (12/6/2017).
”Kami menderita sejumlah korban jiwa. Saya tidak berharap hal itu menjadi serius. Sekarang, ternyata Baghdadi sendiri, pemimpin ISIS, secara khusus telah memerintahkan kegiatan terorisme di sini di Filipina,” papar dia.
Duterte sebelumnya mengklaim bahwa kelompok Maute memiliki hubungan dengan ISIS. Dia mengatakan bahwa teroris yang dicari Isnilon Hapilon telah ditunjuk sebagai pemimpin ISIS di Filipina dan berusaha untuk membentuk kekhalifahan di negara tersebut.
”Tapi militer dan polisi, mereka memperingatkan saya bahwa hal itu menjadi sangat penting di Mindanao," katanya.
Duterte juga membalas kritik atas keputusannya untuk mengumumkan darurat militer di seluruh wilayah Mindanao. Presiden ini berujar, para pengkritiknya merupakan ”orang bodoh”
"Jika mereka tidak bodoh, Anda tahu, Anda harus menyatakan darurat militer di Mindanao selatan," katanya. ”Sekarang, mereka dalam pelarian. Anda harus mengejar mereka. Dan jika mereka gerah, mereka mungkin memilih untuk (menabur) teror. Bom di sini, ada bom di sana,” imbuh Duterte, seperti dikutip Philstar.
(mas)