Saudi Tutup Perbatasan, Panic Buying Terjadi di Qatar
A
A
A
DOHA - Gejala panic buying mulai terjadi di Qatar setelah negara-negara Arab dan Afrika memutuskan hubungan diplomatik dengan negara itu. Rakyat Qatar mulai memborong makanan di supermarket karena khawatir perang diplomatik dengan negara-negara Arab berujung pada embargo ekonomi.
Negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar antara lain Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Libya, Mesir, Yaman dan Maladewa.
Panic buying terjadi setelah Arab Saudi menutup perbatasan darat dengan Qatar. Negara-negara lain, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Libya, Yaman dan Maladewa juga menutup jalur darat dan laut dengan Qatar.
Saudi dan negara-negara Koalisi Arab menuduh Qatar mendukung terorisme dan ikut campur urusan dalam negeri negara lain. Tudingan itu yang dijadikan alasan Saudi dan negara Koalisi Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Namun, Doha telah membantah tudingan itu.
Praktik panic buying belum pernah terjadi negara kaya minyak berpenduduk sekitar 2,7 juta jiwa itu. Qatar sendiri merupakan negara yang banyak menampung pekerja asing.
Twitter @Boutaina
Sekitar 35 persen makanan di Qatar diimpor dari Arab Saudi. Dengan keputusan Riyadh untuk menutup perbatasan daratnya, Doha harus bergantung pada rute laut dan udara yang lebih mahal. Imbasnya, negara itu akan mengalami inflasi.
Aksi borong makanan ini juga bisa berdampak pada krisis makanan. Kondisi ini akan menyusahkan warga Muslim di Qatar yang sedang menjalankan puasa Ramadan karena setiap menjelang malam mereka akan mencari makanan untuk berbuka puasa.
Foto-foto kondisi panic buying di Qatar telah ramai bermunculan di media sosial. ”Masif, masif, antrean di supermarket utama Doha, tidak ada ayam atau susu yang tersisa (pukul 16.18). #QatarCrisis. Semua orang mengisi stok,” tulis pengguna akun Twitter @Mark_Coughlan, yang dikutip Selasa (6/6/2017).
“Kegilaan di Carrefour, rekan mengirimi saya foto. Tidak ada daging ayam! Pergi ke toko di kawasan industri, kurang ramai,” tulis pengguna akun Twitter, @Boutaina.
Pengguna akun Twitter @MsSophiaDobson menulis; “Foto antrean panjang untuk makanan, rak kosong di supermarket di sekitar Doha #Qatar seperti yang ditawarkan Iran untuk membantu persediaan makanan.”
Dampak besar dari perang diplomatik ini juga dirasakan maskapai Qatar Airways. Negara-negara koalisi Arab melarang pesawat itu masuk ke bandara-bandara mereka. Pemerintah Qatar belum berkomentar terkait gejala panic buying sebagai imbas krisis diplomatik.
Negara-negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar antara lain Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Libya, Mesir, Yaman dan Maladewa.
Panic buying terjadi setelah Arab Saudi menutup perbatasan darat dengan Qatar. Negara-negara lain, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Libya, Yaman dan Maladewa juga menutup jalur darat dan laut dengan Qatar.
Saudi dan negara-negara Koalisi Arab menuduh Qatar mendukung terorisme dan ikut campur urusan dalam negeri negara lain. Tudingan itu yang dijadikan alasan Saudi dan negara Koalisi Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Namun, Doha telah membantah tudingan itu.
Praktik panic buying belum pernah terjadi negara kaya minyak berpenduduk sekitar 2,7 juta jiwa itu. Qatar sendiri merupakan negara yang banyak menampung pekerja asing.
Twitter @Boutaina
Sekitar 35 persen makanan di Qatar diimpor dari Arab Saudi. Dengan keputusan Riyadh untuk menutup perbatasan daratnya, Doha harus bergantung pada rute laut dan udara yang lebih mahal. Imbasnya, negara itu akan mengalami inflasi.
Aksi borong makanan ini juga bisa berdampak pada krisis makanan. Kondisi ini akan menyusahkan warga Muslim di Qatar yang sedang menjalankan puasa Ramadan karena setiap menjelang malam mereka akan mencari makanan untuk berbuka puasa.
Foto-foto kondisi panic buying di Qatar telah ramai bermunculan di media sosial. ”Masif, masif, antrean di supermarket utama Doha, tidak ada ayam atau susu yang tersisa (pukul 16.18). #QatarCrisis. Semua orang mengisi stok,” tulis pengguna akun Twitter @Mark_Coughlan, yang dikutip Selasa (6/6/2017).
“Kegilaan di Carrefour, rekan mengirimi saya foto. Tidak ada daging ayam! Pergi ke toko di kawasan industri, kurang ramai,” tulis pengguna akun Twitter, @Boutaina.
Pengguna akun Twitter @MsSophiaDobson menulis; “Foto antrean panjang untuk makanan, rak kosong di supermarket di sekitar Doha #Qatar seperti yang ditawarkan Iran untuk membantu persediaan makanan.”
Dampak besar dari perang diplomatik ini juga dirasakan maskapai Qatar Airways. Negara-negara koalisi Arab melarang pesawat itu masuk ke bandara-bandara mereka. Pemerintah Qatar belum berkomentar terkait gejala panic buying sebagai imbas krisis diplomatik.
(mas)