Kemlu: WNI di Luar Negeri Jauhilah Politik Tak Sesuai Pancasila dan Islam

Jum'at, 26 Mei 2017 - 16:28 WIB
Kemlu: WNI di Luar Negeri...
Kemlu: WNI di Luar Negeri Jauhilah Politik Tak Sesuai Pancasila dan Islam
A A A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia minta para warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri untuk menjauhi kegiatan politik yang tak sesuai Pancasila dan ajaran Islam. Hal itu sebagai salah satu cara agar mereka tidak terjerumus ke dalam kelompok radikal.

Seruan itu disampaikan juru bicara Kemlu Arrmanatha Christiawan Nasir, Jumat (26/5/2017). Seruan disampaikan setelah muncul informasi bahwa militan sayap ISIS yang tewas dalam pertempuran dengan tentara Filipina ada yang berasal dari Indonesia.

Arrmanatha mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di seluruh dunia secara efektif mengingatkan WNI agar tidak terlibat dalam kegiatan politik atau kegiatan lain yang tidak sesuai dengan nilai Indonesia dan Islam.

”Beberapa langkah yang Kemlu lakukan di daerah yang rawan dengan masuknya paham radikal, KBRI secara aktif mengingatkan WNI untuk tidak terlibat dalam politik atau ajakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam serta Pancasila kita,” katanya.

”Mengingatkan kepada mereka agar laksanakan tujuan awal mereka ke sana, kalau kerja ya fokus kerja, sekolah ya fokus sekolah,” ujar diplomat Indonesia ini.

“Namun, apabila ada yang WNI yang terlibat dengan kelompok radikal dan kembali (ke Indonesia), itu sudah ada berbagai mekanisme yang dilakukan antara otoritas keamanan setempat di sana dengan otoritas kita di sini termasuk Densus 88 dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme),” imbuh Arrmanatha.

Hingga kini Kemlu masih memverifikasi klaim otoritas Filipina yang menyebut ada WNI yang bergabung dengan kelompok Maute—sayap ISIS di Filipina—yang terlibat pertempuran dengan pasukan Filipina di Kota Marawi, Mindanao. Militer Filipina menyatakan enam militan asing, termasuk yang berasal dari Indonesia tewas dalam pertempuran hari Kamis kemarin.

Klaim adanya WNI yang bergabung dengan kelompok Maute itu berdasarkan paspor Indonesia yang ditemukan dari militan asing yang tewas. Kemlu masih mencoba memverifikasi apakah paspor Indonesia itu asli atau palsu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5579 seconds (0.1#10.140)