Sambangi Israel, Trump Tidak Berencana Umumkan Pemindahan Kedubes AS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, tidak akan menggunakan lawatannya ke Israel untuk umumkan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior pemerintah
Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan bahwa pemerintah Trump tidak ingin mempersulit upaya untuk melanjutkan perdamaian dengan mengumumkan hal itu.
Meski begitu, Trump tetap berkomitmen pada janji kampanyenya untuk segera memindahkan kedutaan AS. Namun, ia tidak berencana untuk mengumumkan langkah tersebut dalam perjalanannya ke Israel.
"Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan semua pihak dan selama hal itu terjadi, maka kami tidak bermaksud melakukan apapun yang kami pikir bisa mengganggu diskusi tersebut," kata pejabat itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/5/2017).
"Karena kedua Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan minatnya untuk kembali ke meja perundingan, Kami tidak berpikir inilah saat yang tepat untuk melakukannya sekarang," kata pejabat tersebut. "Tapi kita akan mengevaluasinya lagi dalam perjalanannya," imbuhnya.
Pertemuan tiga arah antara Trump, Netanyahu dan Abbas pun tidak diharapkan akan terjadi selama lawatan ke Timur Tengah.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukota abadi dan tak terpisahkan dan menginginkan semua negara asing menempatkan kedutaannya di sana. Relokasi tersebut sangat ditentang oleh banyak sekutu AS mengingat bahwa Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibukota mereka.
Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan bahwa pemerintah Trump tidak ingin mempersulit upaya untuk melanjutkan perdamaian dengan mengumumkan hal itu.
Meski begitu, Trump tetap berkomitmen pada janji kampanyenya untuk segera memindahkan kedutaan AS. Namun, ia tidak berencana untuk mengumumkan langkah tersebut dalam perjalanannya ke Israel.
"Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan semua pihak dan selama hal itu terjadi, maka kami tidak bermaksud melakukan apapun yang kami pikir bisa mengganggu diskusi tersebut," kata pejabat itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/5/2017).
"Karena kedua Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan minatnya untuk kembali ke meja perundingan, Kami tidak berpikir inilah saat yang tepat untuk melakukannya sekarang," kata pejabat tersebut. "Tapi kita akan mengevaluasinya lagi dalam perjalanannya," imbuhnya.
Pertemuan tiga arah antara Trump, Netanyahu dan Abbas pun tidak diharapkan akan terjadi selama lawatan ke Timur Tengah.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukota abadi dan tak terpisahkan dan menginginkan semua negara asing menempatkan kedutaannya di sana. Relokasi tersebut sangat ditentang oleh banyak sekutu AS mengingat bahwa Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibukota mereka.
(ian)