Netanyahu Yakinkan AS untuk Pindahkan Kedubes ke Jerusalem
A
A
A
JERUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menanggapi pernyataan Sekretaris Negara Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson terkait pemindahaan kedubes AS di Israel. Presiden Donald Trump sebelumnya berjanji akan memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Dalam acara Meet the Press, Tillerson mengatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mempertimbangkan langkah tersebut. Namun demikian, Trump ingin terlebih dahulu memahami masalah tersebut.
"Presiden, saya pikir telah benar, telah mengambil pendekatan yang sangat deliberatif untuk memahami masalah itu sendiri, mendengarkan masukan dari semua pihak yang berkepentingan di wilayah ini, dan memahami tindakan seperti apa, dalam konteks inisiatif perdamaian, dampak apa yang akan terjadi terhadap sebuah langkah,"kata Tillerson.
Pemerintahan AS di masa lalu mengatakan bahwa mereka akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem jika Palestina dan Israel berdamai. Pemerintah Trump tampaknya juga telah memutuskan untuk mengikuti jalan itu.
"Seperti yang Anda tahu, presiden baru-baru ini mengungkapkan pandangannya bahwa dia ingin melakukan banyak upaya untuk melihat apakah kami tidak dapat memajukan sebuah inisiatif perdamaian antara Israel dan Palestina," kata Tillerson.
"Jadi, saya pikir dalam ukuran besar presiden sangat berhati-hati untuk memahami bagaimana keputusan semacam itu akan berdampak pada proses perdamaian," jelasnya.
Kantor Netanyahu kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pemerintah Trump telah lama mengetahui posisi mereka.
"Posisi Israel sering kali diekspresikan kepada pemerintah Amerika dan dunia," demikian pernyataan dari kantor perdana menteri tersebut seperti dikutip dari NBC News, Senin (15/5/2017).
"Pengalihan Kedutaan Amerika ke Yerusalem tidak akan membahayakan proses perdamaian, tapi sebaliknya, hal itu akan memajukannya dengan mengoreksi ketidakadilan historis dan dengan menghancurkan fantasi Palestina bahwa Jerusalem bukanlah ibu kota Israel," imbuhnya.
Selama kampanye pemilu presiden lalu, Trump telah berjanji untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang akan meningkatkan kebijakan negara itu di Timur Tengah. Para pemimpin Palestina mengatakan bahwa mereka akan menarik pengakuan mereka atas Israel sebagai sebuah negara jika pemerintah Trump menjalankan langkah tersebut.
Saat ini tidak ada negara yang memiliki kedutaan di Yerusalem, sementara 86 negara menempatkan konsulatnya di Tel Aviv.
AS telah menempatkan kedutaan besarnya di Tel Aviv sejak Israel terbentuk pada tahun 1947. AS menilai Yerusalem dianggap sebagai wilayah sengketa antara orang-orang Palestina dan Israel serta mempertimbangkan Ibu Kota untuk keduanya.
Dalam acara Meet the Press, Tillerson mengatakan bahwa Presiden Donald Trump akan mempertimbangkan langkah tersebut. Namun demikian, Trump ingin terlebih dahulu memahami masalah tersebut.
"Presiden, saya pikir telah benar, telah mengambil pendekatan yang sangat deliberatif untuk memahami masalah itu sendiri, mendengarkan masukan dari semua pihak yang berkepentingan di wilayah ini, dan memahami tindakan seperti apa, dalam konteks inisiatif perdamaian, dampak apa yang akan terjadi terhadap sebuah langkah,"kata Tillerson.
Pemerintahan AS di masa lalu mengatakan bahwa mereka akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem jika Palestina dan Israel berdamai. Pemerintah Trump tampaknya juga telah memutuskan untuk mengikuti jalan itu.
"Seperti yang Anda tahu, presiden baru-baru ini mengungkapkan pandangannya bahwa dia ingin melakukan banyak upaya untuk melihat apakah kami tidak dapat memajukan sebuah inisiatif perdamaian antara Israel dan Palestina," kata Tillerson.
"Jadi, saya pikir dalam ukuran besar presiden sangat berhati-hati untuk memahami bagaimana keputusan semacam itu akan berdampak pada proses perdamaian," jelasnya.
Kantor Netanyahu kemudian mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pemerintah Trump telah lama mengetahui posisi mereka.
"Posisi Israel sering kali diekspresikan kepada pemerintah Amerika dan dunia," demikian pernyataan dari kantor perdana menteri tersebut seperti dikutip dari NBC News, Senin (15/5/2017).
"Pengalihan Kedutaan Amerika ke Yerusalem tidak akan membahayakan proses perdamaian, tapi sebaliknya, hal itu akan memajukannya dengan mengoreksi ketidakadilan historis dan dengan menghancurkan fantasi Palestina bahwa Jerusalem bukanlah ibu kota Israel," imbuhnya.
Selama kampanye pemilu presiden lalu, Trump telah berjanji untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang akan meningkatkan kebijakan negara itu di Timur Tengah. Para pemimpin Palestina mengatakan bahwa mereka akan menarik pengakuan mereka atas Israel sebagai sebuah negara jika pemerintah Trump menjalankan langkah tersebut.
Saat ini tidak ada negara yang memiliki kedutaan di Yerusalem, sementara 86 negara menempatkan konsulatnya di Tel Aviv.
AS telah menempatkan kedutaan besarnya di Tel Aviv sejak Israel terbentuk pada tahun 1947. AS menilai Yerusalem dianggap sebagai wilayah sengketa antara orang-orang Palestina dan Israel serta mempertimbangkan Ibu Kota untuk keduanya.
(ian)