Demonstran Anti-Maduro Serang Polisi dengan Tinja
A
A
A
CARACAS - Demo anti-Presiden Venezeula Nocholas Maduro semakin keras dan kotor. Para demonstran kini menggunakan kotoran manusia atau tinja sebagai senjata untuk menyerang polisi anti-huru-hara yang bersenjatakan gas air mata.
Demonstran pro-demokrasi yang berhadapan dengan polisi di Caracas ini menamakan senjata tinja dengan sebutan “koktail Poopootov”, tinja yang dijadikan senjata seperti layaknya bom molotov. Kotoran manusia dimasukkan dalam botol dan dilemparkan ke polisi dengan ketapel raksasa.
Bentrok demonstran dengan polisi itu terjadi Rabu (10/5/2017). Demonstran beraksi di lokasi yang mereka juluki sebagai “Sh*t March”.
“Mereka memiliki gas, kita memiliki kotoran,” bunyi pesan dalam gambar yang yang disebarkan para demonstran, termasuk di media sosial, yang dikutip IB Times, Kamis (11/5/2017).
Pesan itu telah viral di grup-grup WhatsApp Venezuela. Demonstran dalam pesannya memberikan instruksi dan saran selangkah demi selangkah untuk mengumpulkan “koktail Poopootov”.
Beberapa orang bersikeras untuk menghindari wadah kaca guna memastikan bahwa senjata kotoran manusia ini hanya untuk mempermalukan pasukan pro-Pemerintah Venezuela, bukan untuk melukai mereka.
Beberapa demonstran memilih botol plastik sebagai wadah senjata tinja mereka. Pesan-pesan dari demonstran itu menyuarakan kebebasan, seperti “Free Venezuela”, ”For the future”, ”For Venezuela”, ”This is you”, dan berbagai pesan lain.
Meski mempromosikan protes damai, sebagian demonstran tetap memilih menggunakan senjata berbahaya seperti batu, bom bensin, kembang api, hingga bantan bola baja untuk menyerang pasukan keamanan Venezuela.
Sejak demonstrasi awal April, sudah 39 orang orang tewas, termasuk pemrotes, simpatisan pemerintah, pengamat, dan pasukan keamanan. Ratusan orang lainnya juga terluka dan ditangkap. Presiden Maduro mengklaim bahwa musuhnya menghendaki kudeta atas dukungan Amerika Serikat.
Demo besar di Venezuela dipicu oleh krisis ekonomi yang semakin parah. Makanan dan obat-obatan di negara itu mulai langka, namun pemerintah Maduro belum bisa mengatasi masalah ini.
Demonstran pro-demokrasi yang berhadapan dengan polisi di Caracas ini menamakan senjata tinja dengan sebutan “koktail Poopootov”, tinja yang dijadikan senjata seperti layaknya bom molotov. Kotoran manusia dimasukkan dalam botol dan dilemparkan ke polisi dengan ketapel raksasa.
Bentrok demonstran dengan polisi itu terjadi Rabu (10/5/2017). Demonstran beraksi di lokasi yang mereka juluki sebagai “Sh*t March”.
“Mereka memiliki gas, kita memiliki kotoran,” bunyi pesan dalam gambar yang yang disebarkan para demonstran, termasuk di media sosial, yang dikutip IB Times, Kamis (11/5/2017).
Pesan itu telah viral di grup-grup WhatsApp Venezuela. Demonstran dalam pesannya memberikan instruksi dan saran selangkah demi selangkah untuk mengumpulkan “koktail Poopootov”.
Beberapa orang bersikeras untuk menghindari wadah kaca guna memastikan bahwa senjata kotoran manusia ini hanya untuk mempermalukan pasukan pro-Pemerintah Venezuela, bukan untuk melukai mereka.
Beberapa demonstran memilih botol plastik sebagai wadah senjata tinja mereka. Pesan-pesan dari demonstran itu menyuarakan kebebasan, seperti “Free Venezuela”, ”For the future”, ”For Venezuela”, ”This is you”, dan berbagai pesan lain.
Meski mempromosikan protes damai, sebagian demonstran tetap memilih menggunakan senjata berbahaya seperti batu, bom bensin, kembang api, hingga bantan bola baja untuk menyerang pasukan keamanan Venezuela.
Sejak demonstrasi awal April, sudah 39 orang orang tewas, termasuk pemrotes, simpatisan pemerintah, pengamat, dan pasukan keamanan. Ratusan orang lainnya juga terluka dan ditangkap. Presiden Maduro mengklaim bahwa musuhnya menghendaki kudeta atas dukungan Amerika Serikat.
Demo besar di Venezuela dipicu oleh krisis ekonomi yang semakin parah. Makanan dan obat-obatan di negara itu mulai langka, namun pemerintah Maduro belum bisa mengatasi masalah ini.
(mas)