Trump: Saya Tidak Senang Jika Korut Lakukan Uji Coba Nuklir
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku tidak senang jika Korea Utara (Korut) melakukan uji coba nuklir keenam. Namun, ia juga tidak secara spesifik mengungkapkan mengenai tanggapan AS akan mencakup tindakan militer atau tidak.
Hal itu diungkapkan Trump saat melakukan wawancara dengan John Dickerson dari CBS News dalam sebuah wawancara dengan "Face the Nation.
Trump mengatakan kepada Dickerson dalam wawancara bahwa jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam, ia tidak akan senang.
"Jika dia melakukan uji coba nuklir, saya tidak akan senang, dan saya juga bisa mengatakan kepada Anda, saya tidak percaya bahwa presiden China, yang adalah orang yang sangat dihormati, akan senang juga," kata Trump seperti dikutip dari NBC News, Minggu (30/4/2017).
Ketika Dickerson bertanya "'Tidak senang' berarti tindakan militer?" Trump menjawab, "Saya tidak tahu, maksud saya, kita lihat saja nanti," menurut sebuah klip yang dirilis oleh CBS.
Trump mengatakan bahwa dia bekerja dengan Presiden China Xi Jinping, sekutu penting Korut, untuk mendesak Pyongyang untuk menahan diri di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Ketika ditanya apakah kebijakan itu berhasil, Trump menyatakan, "Saya tidak mengatakan, 'jangan uji rudal.' Dia harus melakukan apa yang harus dia lakukan, tapi dia mengerti bahwa kita tidak akan sangat bahagia."
"Dan saya akan memberitahu Anda, pria yang saya sukai dan hormati presiden China, Presiden Xi, Saya yakin telah menekannya juga. Tapi sejauh ini, mungkin tidak ada yang terjadi dan mungkin memang begitu," ucap Trump.
"Ini adalah rudal kecil, ini bukan rudal besar, ini bukan uji coba nuklir, yang diharapkan dilakukannya tiga hari yang lalu, kita akan lihat apa yang terjadi," imbuhnya.
Wawancara yang dilakukan sehari setelah Korut melakukan uji coba rudal balistik jarak pendek. Uji coba tersebut melanggar larangan yang tertuang dalam sanksi PBB. Rudal itu meledak tak lama setelah diluncurkan.
Muncul kekhawatiran Korut bakal melakukan uji coba nuklir awal pekan ini untuk memperingati berdirinya militer negara itu. Sebaliknya, Korut baru saja menggelar latihan perang besar-besaran.
Tes rudal pada akhir pekan lalu adalah yang kedua kalinya bulan ini dan berujung pada kegagalan. Korut telah meluncurkan beberapa rudal balistik sejak Trump menjabat. Negara ini telah memperingatkan bahwa pihaknya siap "kapan saja" untuk menguji rudal balistik antar benua, namun tidak pernah meluncurkan rudal semacam itu.
Hal itu diungkapkan Trump saat melakukan wawancara dengan John Dickerson dari CBS News dalam sebuah wawancara dengan "Face the Nation.
Trump mengatakan kepada Dickerson dalam wawancara bahwa jika Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam, ia tidak akan senang.
"Jika dia melakukan uji coba nuklir, saya tidak akan senang, dan saya juga bisa mengatakan kepada Anda, saya tidak percaya bahwa presiden China, yang adalah orang yang sangat dihormati, akan senang juga," kata Trump seperti dikutip dari NBC News, Minggu (30/4/2017).
Ketika Dickerson bertanya "'Tidak senang' berarti tindakan militer?" Trump menjawab, "Saya tidak tahu, maksud saya, kita lihat saja nanti," menurut sebuah klip yang dirilis oleh CBS.
Trump mengatakan bahwa dia bekerja dengan Presiden China Xi Jinping, sekutu penting Korut, untuk mendesak Pyongyang untuk menahan diri di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Ketika ditanya apakah kebijakan itu berhasil, Trump menyatakan, "Saya tidak mengatakan, 'jangan uji rudal.' Dia harus melakukan apa yang harus dia lakukan, tapi dia mengerti bahwa kita tidak akan sangat bahagia."
"Dan saya akan memberitahu Anda, pria yang saya sukai dan hormati presiden China, Presiden Xi, Saya yakin telah menekannya juga. Tapi sejauh ini, mungkin tidak ada yang terjadi dan mungkin memang begitu," ucap Trump.
"Ini adalah rudal kecil, ini bukan rudal besar, ini bukan uji coba nuklir, yang diharapkan dilakukannya tiga hari yang lalu, kita akan lihat apa yang terjadi," imbuhnya.
Wawancara yang dilakukan sehari setelah Korut melakukan uji coba rudal balistik jarak pendek. Uji coba tersebut melanggar larangan yang tertuang dalam sanksi PBB. Rudal itu meledak tak lama setelah diluncurkan.
Muncul kekhawatiran Korut bakal melakukan uji coba nuklir awal pekan ini untuk memperingati berdirinya militer negara itu. Sebaliknya, Korut baru saja menggelar latihan perang besar-besaran.
Tes rudal pada akhir pekan lalu adalah yang kedua kalinya bulan ini dan berujung pada kegagalan. Korut telah meluncurkan beberapa rudal balistik sejak Trump menjabat. Negara ini telah memperingatkan bahwa pihaknya siap "kapan saja" untuk menguji rudal balistik antar benua, namun tidak pernah meluncurkan rudal semacam itu.
(ian)