Bahas Ancaman Nuklir Korut, Utusan Nuklir China Sambangi Korsel
A
A
A
SEOUL - Utusan nuklir China akan melakukan kunjungan selama lima hari ke Korea Selatan (Korsel). Kunjungan ini untuk membahas ancaman nuklir dan rudal Korea Utara (Korut).
Menurut kantor berita Yonhap, sumber-sumber diplomatik mengungkapkan Wu Dawei juga berencana untuk bertemu dengan calon presiden Korsel untuk mendapatkan nuansa arah kebijakan Seoul.
Pertemuan antara kedua negara akan menjadi pertama kalinya setelah meraka bertemu sejak pembicaraan di Beijing Desember lalu, seperti dikutip dari Asian Correspondent, Minggu (9/4/2017).
Pertemuan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa Korut mungkin melaksanakan uji coba nuklir keenam dan besar segera, atau aksi provokasi lain yang direncanakan. Pyongyang melakukan uji tembak rudal balistik ke laut lepas pantai timur pada Rabu lalu. Uji coba itu dilakukan jelang pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Selain itu, kunjungan utusan nuklir China untuk Seoul datang ditengah kabar armada kapal perang Angkatan Laut AS bergerak ke arah barat Samudera Pasifik di dekat semenanjung Korea.
“Kami merasakan kehadiran meningkat diperlukan,” kata seorang pejabat AS yang tidak berwenang berbicara kepada media dan meminta anonimitas.
Laporan ini datang ketika pembantu keamanan nasional Trump menyelesaikan kajian opsi yang dimiliki AS untuk mengekang program nuklir dan rudal Pyongyang. Opsi yang dilaporkan bersandar kepada sanksi dan meningkatkan tekanan pada Beijing untuk menekan tetangga tertutupnya.
AS juga telah menjelaskan kepada China, posisi Amerika pada penyebaran High Altitude AS-yang disediakan di Area Defense (THAAD) di Korea Selatan, dengan alasan bahwa itu ditujukan untuk melawan ancaman rudal Korea Utara, yang dilihat Washington serius.
Menurut kantor berita Yonhap, sumber-sumber diplomatik mengungkapkan Wu Dawei juga berencana untuk bertemu dengan calon presiden Korsel untuk mendapatkan nuansa arah kebijakan Seoul.
Pertemuan antara kedua negara akan menjadi pertama kalinya setelah meraka bertemu sejak pembicaraan di Beijing Desember lalu, seperti dikutip dari Asian Correspondent, Minggu (9/4/2017).
Pertemuan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa Korut mungkin melaksanakan uji coba nuklir keenam dan besar segera, atau aksi provokasi lain yang direncanakan. Pyongyang melakukan uji tembak rudal balistik ke laut lepas pantai timur pada Rabu lalu. Uji coba itu dilakukan jelang pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Selain itu, kunjungan utusan nuklir China untuk Seoul datang ditengah kabar armada kapal perang Angkatan Laut AS bergerak ke arah barat Samudera Pasifik di dekat semenanjung Korea.
“Kami merasakan kehadiran meningkat diperlukan,” kata seorang pejabat AS yang tidak berwenang berbicara kepada media dan meminta anonimitas.
Laporan ini datang ketika pembantu keamanan nasional Trump menyelesaikan kajian opsi yang dimiliki AS untuk mengekang program nuklir dan rudal Pyongyang. Opsi yang dilaporkan bersandar kepada sanksi dan meningkatkan tekanan pada Beijing untuk menekan tetangga tertutupnya.
AS juga telah menjelaskan kepada China, posisi Amerika pada penyebaran High Altitude AS-yang disediakan di Area Defense (THAAD) di Korea Selatan, dengan alasan bahwa itu ditujukan untuk melawan ancaman rudal Korea Utara, yang dilihat Washington serius.
(ian)