6 Jet Tempur Suriah Hancur Dihujani Rudal-rudal Tomahawk AS

Sabtu, 08 April 2017 - 00:12 WIB
6 Jet Tempur Suriah...
6 Jet Tempur Suriah Hancur Dihujani Rudal-rudal Tomahawk AS
A A A
DAMASKUS - Enam pesawat jet tempur MiG-23 Suriah hancur dihujani rudal-rudal jelajah Tomahawk yang ditembakkan dua kapal perang Amerika Serikat (AS) di pangkalan udara Shayrat, Homs, Jumat (7/4/2017). AS tembakkan 59 rudal Tomahawk, namun hanya 23 rudal yang hantam pangkalan udara Suriah.

Serangan AS diklaim sebagai respons atas serangan senjata kimia di Idlib yang menewaskan 74 orang termasuk 11 bocah. AS dan negara-negara sekutunya menuduh pasukan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai pelaku serangan senjata kimia.

Serangan rudal atas komando Presiden Donald Trump ini tanpa mandat Dewan Keamanan PBB. Selain enam jet tempur, sebuah depot penyimpanan bahan kebutuhan militer, fasilitas pelatihan, kantin dan stasiun radio juga hancur.

Kantor berita negara Suriah, SANA, melaporkan, sembilan orang termasuk empat bocah tak bersalah tewas akibat serangan rudal AS ini. Pemerintah Provinsi Homs menyebut ada tiga hingga empat tentara Suriah yang tewas.

Data kerusakan akibat terjangan rudal-rudal jelajah Tomahawk AS telah dipublikasikan Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan. Rusia yang merupakan sekutu utama rezim Suriah mengutuk keras dan menyebut tindakan AS sebagai agresi.

”Pada tanggal 7 April, 2017, pukul 03.42-03.56 pagi waktu Moskow, dua kapal perusak Angkatan Laut AS (USS Porter dan USS Ross) menembakkan 59 rudal jelajah Tomahawk di lapangan terbang Shayrat di Provinsi Homs, Suriah, dekat Pulau Kreta di Laut Mediterania,” bunyi pernyataan kementerian itu.

”Menurut sumber kami, hanya 23 dari (rudal) mereka mencapai pangkalan udara Suriah,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov. Menurutnya, titik-titik dampak dari 36 rudal jelajah lainnya tidak diketahui.

Kementerian itu mengecam tindakan AS sebagai pelanggaran berat dari nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Moskow di Washington pada tahun 2015 untuk mencegah insiden penerbangan di wilayah udara Suriah.

“Semua pembenaran untuk serangan ini adalah klaim tidak berdasar,” lanjut kementerian.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1245 seconds (0.1#10.140)