ISIS Gunakan Penduduk Raqqa sebagai Perisai Manusia
A
A
A
DAMASKUS - Kantor berita AP melaporkan militan ISIS menggunakan seluruh penduduk Raqqa sebagai perisai manusia. ISIS melakukan hal itu di saat pasukan yang didukung Amerika Serikat (AS) bergerak untuk merebut benteng kelompok ekstrimis itu di Suriah.
Para pemimpin ISIS telah menyelamatkan keluarga mereka ke luar kota di Suriah utara itu sebelum menyebar ranjau darat. Mereka juga mendirikan pos pemeriksaan untuk mencegah warga sipil melarikan diri.
"Semua laki-laki diperintahkan untuk memakai pakaian militan, celana baggy dan kemeja panjang, sehingga sulit untuk membedakan militan dari warga sipil," menurut laporan AP seperti dikutip New Arab, Jumat (31/3/2017).
Diperkirakan 300.000 orang terjebak di dalam kota, tinggal dalam ketidakpastian yang menakutkan atas keselamatan mereka.
"Orang-orang benar-benar tidak tahu ke mana harus pergi," kata seorang aktivis kepada AP, menambahkan warga terperangkap antara serangan udara, ranjau darat dan militan ISIS yang berbaur di kalangan warga sipil.
Terpal besar telah membentang di setiap blok di pusat kota untuk menyembunyikan gerakan militan dari pesawat mata-mata dan satelit.
Raqqa, ibukota provinsi di tepi utara Sungai Efrat, adalah medan pertempuran besar berikutnya melawan ISIS. Untuk kampanye pembebasan Raqqa, pejuang Suriah didukung oleh kekuatan multi etnis yang didominasi oleh Kurdi. Didukung oleh pasukah khusus AS, artileri, dan kekuatan udara, mereka telah melakukan manuver untuk mengisolasi kota.
Sementara untuk menghadapi kampanye pejuang Suriah, militan ISIS mendapat bala bantuan dari mereka yang mundur dari Mosul dan bagian lain dari Irak. "Sekitar 2.000 militan perjalanan dari Irak," kata Eyas Dass, editor Al Raqqa Post, sebuah situs oposisi yang mendokumentasikan kekejaman oleh ISIS dan pemerintah Suriah.
Para pemimpin ISIS telah menyelamatkan keluarga mereka ke luar kota di Suriah utara itu sebelum menyebar ranjau darat. Mereka juga mendirikan pos pemeriksaan untuk mencegah warga sipil melarikan diri.
"Semua laki-laki diperintahkan untuk memakai pakaian militan, celana baggy dan kemeja panjang, sehingga sulit untuk membedakan militan dari warga sipil," menurut laporan AP seperti dikutip New Arab, Jumat (31/3/2017).
Diperkirakan 300.000 orang terjebak di dalam kota, tinggal dalam ketidakpastian yang menakutkan atas keselamatan mereka.
"Orang-orang benar-benar tidak tahu ke mana harus pergi," kata seorang aktivis kepada AP, menambahkan warga terperangkap antara serangan udara, ranjau darat dan militan ISIS yang berbaur di kalangan warga sipil.
Terpal besar telah membentang di setiap blok di pusat kota untuk menyembunyikan gerakan militan dari pesawat mata-mata dan satelit.
Raqqa, ibukota provinsi di tepi utara Sungai Efrat, adalah medan pertempuran besar berikutnya melawan ISIS. Untuk kampanye pembebasan Raqqa, pejuang Suriah didukung oleh kekuatan multi etnis yang didominasi oleh Kurdi. Didukung oleh pasukah khusus AS, artileri, dan kekuatan udara, mereka telah melakukan manuver untuk mengisolasi kota.
Sementara untuk menghadapi kampanye pejuang Suriah, militan ISIS mendapat bala bantuan dari mereka yang mundur dari Mosul dan bagian lain dari Irak. "Sekitar 2.000 militan perjalanan dari Irak," kata Eyas Dass, editor Al Raqqa Post, sebuah situs oposisi yang mendokumentasikan kekejaman oleh ISIS dan pemerintah Suriah.
(ian)