ISIS Kian Terdesak di Mosul
A
A
A
MOSUL - Pasukan Irak kemarin berhasil mengambil alih gedung utama pemerintahan, cabang bank sentral, dan museum tua yang menyimpan banyak peninggalan sejarah, dari kontrol kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Mosul.
Juru Bicara Pasukan Irak Letnan Kolonel Abdel Amir al-Mohammadaw mengatakan, tim Reaksi Cepat menyerbu kompleks kantor gedung utama pemerintah Nineveh pada Selasa (7/3) malam. Baku tembak terjadi selama lebih dari satu jam dengan militan ISIS. Puluhan korban dari pihak ISIS berjatuhan di kompleks tersebut. Area yang porak-poranda itu sudah tidak lagi digunakan, baik sebelumnya oleh ISIS ataupun sekarang oleh pemerintah Irak.
Meski demikian, penguasaan lokasi tersebut dianggap dapat membantu operasi menuju wilayah kekuasaan ISIS lainnya. Misi itu lebih sulit karena jumlah penduduk di area kekuasaan ISIS amat padat.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Selasa (7/3) mengunjungi Mosul untuk bertemu pasukan Reaksi Cepat. “Bangsa Irak patut bangga saat perang telah berakhir,” kata Abadi kepada stasiun televisi pemerintah saat menginjakkan kaki di Mosul.
Abadi kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawasan Kurdistan. Seperti dilansir Iraqi News, kompleks yang dikuasai militer itu meliputi gedung pemerintah Daerah, Konsulat Jenderal Turki, pengadilan, cabang utama bank sentral, kantor polisi, dan kantor lembaga pemerintah lainnya.
Adapun hampir semua aset di cabang bank sentral sudah habis dijarah ISIS sejak 2014. Selain itu, beberapa artifak kuno rusak di museum. Meski sudah diambil alih, pasukan Irak tidak dapat bergerak bebas karena penembak jitu ISIS masih mengintai dari gedung-gedung lain.
“Pertempurannya intens karena sebagian besar pasukan ISIS merupakan orang asing. Mereka tidak memiliki tempat untuk pulang di Irak,” kata kepala unit sniper dari Reaksi Cepat, Al-Moqdadi Al-Saeedi. Tentara Angkatan Udara Amerika Serikat Brigjen Jenderal Matthew Isler mengatakan pasukan Irak berhasil mengendalikan pertempuran di Mosul.
Mereka kemungkinan memenangi perang ini. “Pasukan ISIS sudah kalah dalam pertempuran di Mosul. Apa yang kalian lihat hanyalah aksi penundaan,” katanya. Badan Kontraterorisme (CTS) Irak yang menjadi ujung tombak serangan telah berhasil menguasai Mosul Timur.
Pada Selasa (7/3), mereka mulai bergerak dari jalan ke jalan ke arah barat atau ke wilayah Mansour. Dengan dibantu serangan berat, terutama ke titik persembunyian sniper ISIS, mereka berhasil menembus wilayah itu.
Polisi Federal juga berkunjung ke rumah tempat pasukan CTS tinggal. Namun, lokasi itu ditinggalkan setelah ISIS meluncurkan roket dan menghantam rumah di sebelahnya. Mereka direlokasi satu per satu.
“Saya pikir kami hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk mengambil alih Mansour,” kata salah satu personel CTS. Pasukan khusus AS juga tampak berjalan kaki di antara dua bangunan di area yang sama dengan CTS sambil memegang senapan laras panjang yang dilengkapi teleskop dan peredam. Puluhan warga sipil juga tampak berlari berlawanan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 211.000 warga Mosul telah mengungsi. Jumlah pasukan ISIS di Mosul selama awal serangan pada 17 Oktober 2014 lalu diperkirakan mencapai 6.000 orang. Namyn menurut militer Irak, ribuan anggota ISIS itu tewas. Mereka berperang melawan sekitar 100.000 pasukan elite Irak, pasukan Kurdi, dan kelompok paramiliter Syiah yang dilatih militer Iran.
Juru Bicara Pasukan Irak Letnan Kolonel Abdel Amir al-Mohammadaw mengatakan, tim Reaksi Cepat menyerbu kompleks kantor gedung utama pemerintah Nineveh pada Selasa (7/3) malam. Baku tembak terjadi selama lebih dari satu jam dengan militan ISIS. Puluhan korban dari pihak ISIS berjatuhan di kompleks tersebut. Area yang porak-poranda itu sudah tidak lagi digunakan, baik sebelumnya oleh ISIS ataupun sekarang oleh pemerintah Irak.
Meski demikian, penguasaan lokasi tersebut dianggap dapat membantu operasi menuju wilayah kekuasaan ISIS lainnya. Misi itu lebih sulit karena jumlah penduduk di area kekuasaan ISIS amat padat.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi pada Selasa (7/3) mengunjungi Mosul untuk bertemu pasukan Reaksi Cepat. “Bangsa Irak patut bangga saat perang telah berakhir,” kata Abadi kepada stasiun televisi pemerintah saat menginjakkan kaki di Mosul.
Abadi kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawasan Kurdistan. Seperti dilansir Iraqi News, kompleks yang dikuasai militer itu meliputi gedung pemerintah Daerah, Konsulat Jenderal Turki, pengadilan, cabang utama bank sentral, kantor polisi, dan kantor lembaga pemerintah lainnya.
Adapun hampir semua aset di cabang bank sentral sudah habis dijarah ISIS sejak 2014. Selain itu, beberapa artifak kuno rusak di museum. Meski sudah diambil alih, pasukan Irak tidak dapat bergerak bebas karena penembak jitu ISIS masih mengintai dari gedung-gedung lain.
“Pertempurannya intens karena sebagian besar pasukan ISIS merupakan orang asing. Mereka tidak memiliki tempat untuk pulang di Irak,” kata kepala unit sniper dari Reaksi Cepat, Al-Moqdadi Al-Saeedi. Tentara Angkatan Udara Amerika Serikat Brigjen Jenderal Matthew Isler mengatakan pasukan Irak berhasil mengendalikan pertempuran di Mosul.
Mereka kemungkinan memenangi perang ini. “Pasukan ISIS sudah kalah dalam pertempuran di Mosul. Apa yang kalian lihat hanyalah aksi penundaan,” katanya. Badan Kontraterorisme (CTS) Irak yang menjadi ujung tombak serangan telah berhasil menguasai Mosul Timur.
Pada Selasa (7/3), mereka mulai bergerak dari jalan ke jalan ke arah barat atau ke wilayah Mansour. Dengan dibantu serangan berat, terutama ke titik persembunyian sniper ISIS, mereka berhasil menembus wilayah itu.
Polisi Federal juga berkunjung ke rumah tempat pasukan CTS tinggal. Namun, lokasi itu ditinggalkan setelah ISIS meluncurkan roket dan menghantam rumah di sebelahnya. Mereka direlokasi satu per satu.
“Saya pikir kami hanya memerlukan waktu beberapa jam untuk mengambil alih Mansour,” kata salah satu personel CTS. Pasukan khusus AS juga tampak berjalan kaki di antara dua bangunan di area yang sama dengan CTS sambil memegang senapan laras panjang yang dilengkapi teleskop dan peredam. Puluhan warga sipil juga tampak berlari berlawanan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebanyak 211.000 warga Mosul telah mengungsi. Jumlah pasukan ISIS di Mosul selama awal serangan pada 17 Oktober 2014 lalu diperkirakan mencapai 6.000 orang. Namyn menurut militer Irak, ribuan anggota ISIS itu tewas. Mereka berperang melawan sekitar 100.000 pasukan elite Irak, pasukan Kurdi, dan kelompok paramiliter Syiah yang dilatih militer Iran.
(esn)