Soal Nuklir Korut, Washington Siap Berdialog dengan Pyongyang
Kamis, 09 Maret 2017 - 10:33 WIB

Soal Nuklir Korut, Washington Siap Berdialog dengan Pyongyang
A
A
A
WASHINGTON - Krisis nuklir Korea Utara (Korut) terus menjadi perhatian Amerika Serikat (AS). AS pun menyatakan siap duduk satu meja dengan negara komunis yang tertutup itu.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengatakan Washington terbuka untuk berdialog dengan Korut terkait denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun, tanggung jawab ada pada Pyongyang untuk mengambil tindakan yang berarti dan untuk menahan diri dari tindakan provokatif.
Juru bicara Deplu AS Mark Toner mengatakan, usulan China bahwa AS dan Korea Selatan (Korsel) menghentikan latihan militer tahunan mereka dalam pertukaran dengan penghentian program nuklir dan rudal Korut bukan sebuah kesepakatan yang layak.
"Ini adalah apel dan jeruk. Apa yang kami lakukan dalam hal kerja sama pertahanan kami dengan Korsel sama sekali tidak sebanding dengan Korut yang secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional," kata Toner seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/3/2017).
Sebelumnya, China menawarkan solusi untuk menghentikan ketegangan di Semenanjung Korea. Sebagai sekutu, China mendesak Korut untuk menghentikan aktivitas nuklir dan rudalnya. China juga meminta agar Korsel dan AS menghentikan latihan militer bersama.
Baca Juga: China Tawarkan Solusi Cegah Konfrontasi di Semenanjung Korea
Awal pekan lalu, Korut menembakkan empat rudal ke laut dekat perairan barat laut Jepang. Aksi ini membuat marah Korsel dan Jepang. Tindakan Korut dilakukan ini beberapa hari setelah Pyongyang berjanji membalas latihan militer AS-Korsel yang dianggap sebagai persiapan perang.
Tembakan empat rudal balistik Korea Utara (Korut), yang tiga di antaranya menghantam perairan Jepang pada Senin kemarin merupakan latihan dengan target pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Jepang. Klaim itu muncul dari media pemerintah Korut, KCNA.
Baca Juga: Media Korut: Tembakan 4 Rudal Latihan dengan Target Pangkalan AS
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengatakan Washington terbuka untuk berdialog dengan Korut terkait denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun, tanggung jawab ada pada Pyongyang untuk mengambil tindakan yang berarti dan untuk menahan diri dari tindakan provokatif.
Juru bicara Deplu AS Mark Toner mengatakan, usulan China bahwa AS dan Korea Selatan (Korsel) menghentikan latihan militer tahunan mereka dalam pertukaran dengan penghentian program nuklir dan rudal Korut bukan sebuah kesepakatan yang layak.
"Ini adalah apel dan jeruk. Apa yang kami lakukan dalam hal kerja sama pertahanan kami dengan Korsel sama sekali tidak sebanding dengan Korut yang secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional," kata Toner seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/3/2017).
Sebelumnya, China menawarkan solusi untuk menghentikan ketegangan di Semenanjung Korea. Sebagai sekutu, China mendesak Korut untuk menghentikan aktivitas nuklir dan rudalnya. China juga meminta agar Korsel dan AS menghentikan latihan militer bersama.
Baca Juga: China Tawarkan Solusi Cegah Konfrontasi di Semenanjung Korea
Awal pekan lalu, Korut menembakkan empat rudal ke laut dekat perairan barat laut Jepang. Aksi ini membuat marah Korsel dan Jepang. Tindakan Korut dilakukan ini beberapa hari setelah Pyongyang berjanji membalas latihan militer AS-Korsel yang dianggap sebagai persiapan perang.
Tembakan empat rudal balistik Korea Utara (Korut), yang tiga di antaranya menghantam perairan Jepang pada Senin kemarin merupakan latihan dengan target pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Jepang. Klaim itu muncul dari media pemerintah Korut, KCNA.
Baca Juga: Media Korut: Tembakan 4 Rudal Latihan dengan Target Pangkalan AS
(ian)