Tragedi Pesawat di Hampshire, Kerabat Osama Terbakar Hidup-hidup
A
A
A
LONDON - Kondisi para anggota keluarga Osama bin Laden yang meninggal setelah pesawat jet pribadi mereka jatuh di Bandara Blackbushe, Hampshire, Inggris, diungkap pengadilan. Para kerabat Osama bin Laden itu diyakini tewas terbakar hidup-hidup dalam tragedi itu.
Pengadilan North Hampshire mendengar kesaksikan bahwa pilot kewalahan saat sudah mendekati Bandara Blackbushe di mana pesawat jet Embraer Phenom 300 jatuh pada bulan Juli 2015.
Ibu tiri Osama bin Laden; Raja Bashir Hashem, 75, saudara tiri Sana Mohammed, 53, dan pilot pesawat; Mazen Salem Alqasim, 58, meninggal akibat dari kebakaran di tubuh pesawat yang dimulai dari sayap.
Menurut catatan pengadilan, pesawat yang terdaftar sebagai pesawat asal Saudi dan diterbangkan oleh pilot Mazen Al-Aqeel Da'jah Salem telah melampaui ujung landasan di bandara, sebelum berupaya untuk lepas landas lagi.
Namun, pesawat itu kemudian menabrak beberapa mobil yang diparkir di sebuah situs lelang mobil di sebelah bandara. Keluarga dari tokoh pendiri al-Qaeda itu telah terbang dari Milan, Italia, di mana mereka menghadiri pesta pernikahan di Lake Como.
Seorang koroner bernama Andrew Bradley mengatakan bahwa ada saksi yang melihat pesawat jet pribadi keluarga tidak terbakar untuk beberapa menit setelah kecelakaan. Tapi, orang-orang di dalamnya tidak dapat melarikan diri selama “jeda waktu untuk bertahan hidup” hingga akhirnya pesawat terbakar yang menghanguskan seluruh tubuh korban.
Menurut pengadilan, karena luka bakar yang parah, proses identifikasi dari keluarga Osama bin Laden itu menggunakan catatan gigi. Sebuah laporan Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) mengatakan, ada peringatan darurat sebelum pesawat mendarat, namun kondisi pilot saat itu kemungkinan sedang jenuh.
Menurut laporan itu, pesawat mendarat terlalu jauh di landasan karena terbang 40 persen lebih cepat dari kecepatan yang direkomendasikan.
”Dia (pilot) mendekati terlalu cepat, mendarat di titik yang salah, dia membuat keputusan untuk melanjutkan pendaratan sampai terlambat,” kata Bradley, seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/3/2017).
Pengadilan North Hampshire mendengar kesaksikan bahwa pilot kewalahan saat sudah mendekati Bandara Blackbushe di mana pesawat jet Embraer Phenom 300 jatuh pada bulan Juli 2015.
Ibu tiri Osama bin Laden; Raja Bashir Hashem, 75, saudara tiri Sana Mohammed, 53, dan pilot pesawat; Mazen Salem Alqasim, 58, meninggal akibat dari kebakaran di tubuh pesawat yang dimulai dari sayap.
Menurut catatan pengadilan, pesawat yang terdaftar sebagai pesawat asal Saudi dan diterbangkan oleh pilot Mazen Al-Aqeel Da'jah Salem telah melampaui ujung landasan di bandara, sebelum berupaya untuk lepas landas lagi.
Namun, pesawat itu kemudian menabrak beberapa mobil yang diparkir di sebuah situs lelang mobil di sebelah bandara. Keluarga dari tokoh pendiri al-Qaeda itu telah terbang dari Milan, Italia, di mana mereka menghadiri pesta pernikahan di Lake Como.
Seorang koroner bernama Andrew Bradley mengatakan bahwa ada saksi yang melihat pesawat jet pribadi keluarga tidak terbakar untuk beberapa menit setelah kecelakaan. Tapi, orang-orang di dalamnya tidak dapat melarikan diri selama “jeda waktu untuk bertahan hidup” hingga akhirnya pesawat terbakar yang menghanguskan seluruh tubuh korban.
Menurut pengadilan, karena luka bakar yang parah, proses identifikasi dari keluarga Osama bin Laden itu menggunakan catatan gigi. Sebuah laporan Investigasi Kecelakaan Udara (AAIB) mengatakan, ada peringatan darurat sebelum pesawat mendarat, namun kondisi pilot saat itu kemungkinan sedang jenuh.
Menurut laporan itu, pesawat mendarat terlalu jauh di landasan karena terbang 40 persen lebih cepat dari kecepatan yang direkomendasikan.
”Dia (pilot) mendekati terlalu cepat, mendarat di titik yang salah, dia membuat keputusan untuk melanjutkan pendaratan sampai terlambat,” kata Bradley, seperti dikutip dari BBC, Rabu (8/3/2017).
(mas)