Sang Ayah Menangis Sebut Siti Aisyah Tak Pernah Nakal
A
A
A
JAKARTA - Asria Nur Hasan, 56, ayah dari Siti Aisyah, wanita asal Indonesia yang jadi tersangka pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri diktator Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, mengaku menangis memikirkan nasib putrinya. Asria mengatakan, putri bungsunya itu perempuan miskin yang bekerja keras dan tidak pernah nakal.
Siti Aisyah ditangkap aparat Kepolisian Diraja Malaysia pada Kamis pekan lalu. Dia dijadikan tersangka kasus pembunuhan Kim Jong-nam, 46, setelah sosoknya terekam CCTV di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA)2.
Siti, menurut polisi Malaysia, berperan mengalihkan perhatian korban ketika tersangka lain, Doan Thi Huong, 28, asal Vietnam menyerang korban dengan racun dari arah belakang. Baik Siti maupun Doan mengaku tidak tahu jika adegan itu untuk membunuh, karena mereka mengira aksi mereka untuk syuting acara lelucon.
Pihak keluarga terkejut ketika tahu Siti pergi ke Malaysia. Selama ini, keluarga jarang kontak sejak Siti bekerja di Batam lima tahun yang lalu.
Sepengetahuan keluarganya, Siti bekerja sebagai penjual pakaian di Batam. Asria mengatakan, putrinya hanya mengenyam pendidikan di madrasah. Tapi, kata dia, Siti merupakan sosok pekerja keras sejak usia muda untuk mengatasi kemiskinan.
Menurut Asria, Siti mulai bekerja sebagai penjual pakaian di Jakarta ketika dia remaja. Asria membantah laporan yang menyebut Siti fasih berbahasa Inggris dan Korea.
Siti, sambung Asria, menikah dengan seorang pengusaha dan memiliki seorang putra. Namun, mereka bercerai pada tahun 2012. Siti lantas meninggalkan rumah untuk bekerja di Batam.
"Setelah dia pergi ke Batam, kita hampir tidak melihatnya. Terakhir kali dia pulang ke rumah itu selama tahun baru China bulan lalu. Dia mengatakan bahwa dia bekerja sebagai tenaga penjualan,” kata Asria.
”Kami memang terkejut bahwa dia telah pergi ke Malaysia,” lanjut Asria saat ditemui wartawan di rumahnya di Kampung Rancasumur, Sindangsari Pabuaran, Serang.
Siti Aisyah adalah bungsu dari tiga bersaudara. Dia saudaranya bekerja sebagai buruh. Asria mengaku tidak memiliki informasi lain sejak putrinya ditahan Kepolisian Diraja Malaysia.
”Dua hari yang lalu, perwakilan Kementerian Luar Negeri datang dan menegaskan bahwa putri saya telah ditangkap di Malaysia, tapi kami tidak diberitahu apa yang terjadi,” tuturnya.
Asria melanjutkan bahwa putrinya sangat mandiri dan tidak pernah mengeluh dengan kesulitan yang dialami. ”Meskipun miskin, Siti Aisyah adalah seorang gadis pekerja keras dan ramah, tetapi tidak pernah nakal,” katanya.
Asria ingin untuk bertemu putrinya yang saat ini ditahan di Malaysia.”Kami hanya bisa menangis memikirkan nasib putri bungsu kami,” keluhnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia seperti dilaporkan media Malaysia, The Star, Rabu (22/2/2017) terus melobi Malaysia agar mendapatkan akses untuk bertemu Siti Aisyah. Hal yang sama juga dilakukan Kementerian Luar Negeri Vietnam.
Siti Aisyah ditangkap aparat Kepolisian Diraja Malaysia pada Kamis pekan lalu. Dia dijadikan tersangka kasus pembunuhan Kim Jong-nam, 46, setelah sosoknya terekam CCTV di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA)2.
Siti, menurut polisi Malaysia, berperan mengalihkan perhatian korban ketika tersangka lain, Doan Thi Huong, 28, asal Vietnam menyerang korban dengan racun dari arah belakang. Baik Siti maupun Doan mengaku tidak tahu jika adegan itu untuk membunuh, karena mereka mengira aksi mereka untuk syuting acara lelucon.
Pihak keluarga terkejut ketika tahu Siti pergi ke Malaysia. Selama ini, keluarga jarang kontak sejak Siti bekerja di Batam lima tahun yang lalu.
Sepengetahuan keluarganya, Siti bekerja sebagai penjual pakaian di Batam. Asria mengatakan, putrinya hanya mengenyam pendidikan di madrasah. Tapi, kata dia, Siti merupakan sosok pekerja keras sejak usia muda untuk mengatasi kemiskinan.
Menurut Asria, Siti mulai bekerja sebagai penjual pakaian di Jakarta ketika dia remaja. Asria membantah laporan yang menyebut Siti fasih berbahasa Inggris dan Korea.
Siti, sambung Asria, menikah dengan seorang pengusaha dan memiliki seorang putra. Namun, mereka bercerai pada tahun 2012. Siti lantas meninggalkan rumah untuk bekerja di Batam.
"Setelah dia pergi ke Batam, kita hampir tidak melihatnya. Terakhir kali dia pulang ke rumah itu selama tahun baru China bulan lalu. Dia mengatakan bahwa dia bekerja sebagai tenaga penjualan,” kata Asria.
”Kami memang terkejut bahwa dia telah pergi ke Malaysia,” lanjut Asria saat ditemui wartawan di rumahnya di Kampung Rancasumur, Sindangsari Pabuaran, Serang.
Siti Aisyah adalah bungsu dari tiga bersaudara. Dia saudaranya bekerja sebagai buruh. Asria mengaku tidak memiliki informasi lain sejak putrinya ditahan Kepolisian Diraja Malaysia.
”Dua hari yang lalu, perwakilan Kementerian Luar Negeri datang dan menegaskan bahwa putri saya telah ditangkap di Malaysia, tapi kami tidak diberitahu apa yang terjadi,” tuturnya.
Asria melanjutkan bahwa putrinya sangat mandiri dan tidak pernah mengeluh dengan kesulitan yang dialami. ”Meskipun miskin, Siti Aisyah adalah seorang gadis pekerja keras dan ramah, tetapi tidak pernah nakal,” katanya.
Asria ingin untuk bertemu putrinya yang saat ini ditahan di Malaysia.”Kami hanya bisa menangis memikirkan nasib putri bungsu kami,” keluhnya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia seperti dilaporkan media Malaysia, The Star, Rabu (22/2/2017) terus melobi Malaysia agar mendapatkan akses untuk bertemu Siti Aisyah. Hal yang sama juga dilakukan Kementerian Luar Negeri Vietnam.
(mas)