Rusia: Pembangunan Rumah Israel di Yerusalem Ilegal
A
A
A
MOSKOW - Rusia, yang sempat berupaya untuk mendamaikan Israel dan Palestina, angkat bicara soal pembangunan ratusan rumah di Yerusalem. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan bahwa keputusan Israel tersebut ilegal.
"Sesuai dengan hukum internasional, keputusan oleh Israel ini ilegal," kata Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (28/1/2017).
"Rencana Israel untuk membangun ratusan rumah di wilayah Palestina yang diduduki, untuk secara eksklusif digunakan sebagai pemukiman Yahudi, merupakan keprihatinan serius untuk Moskow," tambah Kemlu Rusia.
Kemlu Rusia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak memiliki dasar hukum dan akan menghambat upaya untuk mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah.
Rusia telah meminta Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur untuk mempertahankan gagasan tentang solusi dua negara.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pembangunan 2.500 unit pemukiman yang baru di Tepi Barat. Pengumuman ini adalah yang kedua sejak Donald Trump dilantik menjadi Presiden AS.
Baca juga:
Israel Umumkan Pembangunan 2.500 Rumah Baru di Tepi Barat
Kemlu Rusia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak memiliki dasar hukum dan akan menghambat upaya untuk mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah.
Pada hari Minggu, pemerintah Israel di kota Yerusalem menyetujui pembangunan 566 unit Yahudi-satunya perumahan baru di Yerusalem Timur.
"Sesuai dengan hukum internasional, keputusan oleh Israel ini ilegal," kata Kemlu Rusia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (28/1/2017).
"Rencana Israel untuk membangun ratusan rumah di wilayah Palestina yang diduduki, untuk secara eksklusif digunakan sebagai pemukiman Yahudi, merupakan keprihatinan serius untuk Moskow," tambah Kemlu Rusia.
Kemlu Rusia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak memiliki dasar hukum dan akan menghambat upaya untuk mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah.
Rusia telah meminta Israel menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur untuk mempertahankan gagasan tentang solusi dua negara.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui pembangunan 2.500 unit pemukiman yang baru di Tepi Barat. Pengumuman ini adalah yang kedua sejak Donald Trump dilantik menjadi Presiden AS.
Baca juga:
Israel Umumkan Pembangunan 2.500 Rumah Baru di Tepi Barat
Kemlu Rusia menegaskan bahwa langkah tersebut tidak memiliki dasar hukum dan akan menghambat upaya untuk mencapai perdamaian abadi di Timur Tengah.
Pada hari Minggu, pemerintah Israel di kota Yerusalem menyetujui pembangunan 566 unit Yahudi-satunya perumahan baru di Yerusalem Timur.
(ian)