Dubes AS untuk Kazakhstan Wakili Washington dalam Perundingan Suriah

Minggu, 22 Januari 2017 - 15:15 WIB
Dubes AS untuk Kazakhstan...
Dubes AS untuk Kazakhstan Wakili Washington dalam Perundingan Suriah
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) mengatakan Washington tidak akan mengirim delegasi khusus untuk perundingan Suriah di Ibu Kota Kazakhstan, Astana, pada 23 Januari mendatang. Sebaliknya, AS akan diwakili oleh duta besarnya untuk Kazakhstan.

"Mengingat pelantikan dan tuntutan untuk segera melakukan transisi, delegasi dari Washington tidak akan menghadiri konferensi Astana," kata juru bicara sementara Deplu AS Mark Toner seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (22/1/2017).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan undangan Rusia kepada AS untuk mengambil bagian dalam pembicaraan tentang Suriah. "Kami pikir itu akan menjadi hal yang benar untuk mengundang perwakilan dari PBB dan pemerintah baru AS untuk pertemuan," kata Lavrov.

Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov mengungkapkan delegasi Rusia untuk pembicaraan di Astana akan mencakup perwakilan dari kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan. Sementara PBB telah mengkonfirmasi kehadirannya. PBB akan diwakili oleh Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura.

Bertujuan untuk mengakhiri perang hampir enam tahun di Suriah, pertemuan internasional akan diselenggarakan oleh Turki, Rusia, dan Iran. Pertemuan ini akan melibatkan negosiasi antara pemerintah dan kelompok oposisi Suriah.

Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan pembicaraan akan fokus pada pencapaian gencatan senjata dan memungkinkan kelompok pemberontak untuk mencapai "rekonsiliasi" dengan penawaran pemerintah. Assad menambahkan bahwa ia berharap pertemuan di Astana akan menjadi platform untuk mendiskusikan "segala sesuatu" dengan kelompok-kelompok oposisi.

Delegasi oposisi Suriah saat ini diwakili 14 kelompok militan. Seorang pemimpin Jaysh al-Islam, Mohammed Alloush mengatakan, ia akan memimpin delegasi pemberontak dan bekerja untuk mengakhiri "kejahatan" dari pemerintah dan sekutu-sekutunya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1200 seconds (0.1#10.140)