Rusia: Iran Membuat Pembicaraan Damai Suriah Jadi Sulit
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengatakan, Iran telah membuat situasi pembicaraan damai Suriah semakin kompleks. Ini terkait dengan sikap Iran yang sampai saat ini masih menolak kehadiran Amerika Serikat (AS) dalam pembicaraan tersebut.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, sikap Iran itu membuat pembicaraan damai Suriah yang akan berlangsung di Astana, Kazakstan semakin sulit. Pasalnya, Rusia dan Turki sudah sepakat mengenai pentingnya kehadiran AS dalam pembicaraan itu dan undangan sudah diberikan kepada AS.
"Kami akan menyambut partisipasi AS dalam pembicaraan Astana. Situasi ini sangat rumit. Anda tahu ada Iran, yang seperti pemain yang sangat penting dalam masalah Suriah. Iran tidak menyambut ini. Jadi, ini adalah masalah yang sangat rumit," ucap Peskov.
"Ini mungkin penyebab beberapa perselisihan antara Moskow dan Teheran. Hal ini jelas, tanpa AS tidak mungkin untuk menyelesaikan masalah Suriah," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (21/1).
Pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan, pihaknya sangat menentang kehadiran AS dalam pembicaraan damai Suriah. "Kami menentang kehadiran AS (dalam pertemuan Astana). Kami belum mengundang AS dan menentang kehadiran mereka," ucap Zarif kala itu.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan, sikap Iran itu membuat pembicaraan damai Suriah yang akan berlangsung di Astana, Kazakstan semakin sulit. Pasalnya, Rusia dan Turki sudah sepakat mengenai pentingnya kehadiran AS dalam pembicaraan itu dan undangan sudah diberikan kepada AS.
"Kami akan menyambut partisipasi AS dalam pembicaraan Astana. Situasi ini sangat rumit. Anda tahu ada Iran, yang seperti pemain yang sangat penting dalam masalah Suriah. Iran tidak menyambut ini. Jadi, ini adalah masalah yang sangat rumit," ucap Peskov.
"Ini mungkin penyebab beberapa perselisihan antara Moskow dan Teheran. Hal ini jelas, tanpa AS tidak mungkin untuk menyelesaikan masalah Suriah," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Sabtu (21/1).
Pada awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan, pihaknya sangat menentang kehadiran AS dalam pembicaraan damai Suriah. "Kami menentang kehadiran AS (dalam pertemuan Astana). Kami belum mengundang AS dan menentang kehadiran mereka," ucap Zarif kala itu.
(esn)