ISIS Hancurkan Monumen Terkenal di Palmyra
ISIS Hancurkan Monumen Terkenal di Palmyra
A
A
A
DAMASKUS - Militan ISIS telah menghancurkan salah satu monumen paling terkenal di kota kuno Palmyra. ISIS kembali berkuasa di situs Palmyra setelah merebut dari tangan pasukan pemerintah untuk kedua kalinya pada bulan Desember lalu.
Menurut Kepala Barang Antik Suriah, Maamoun Abdulkarim, kelompok ekstrimis itu telah menghancurkan Tetrapylon dan fasad Teater Romawi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/1/2017).
Sebelumnya ISIS juga mengeksekusi dengan memenggal 12 orang di kota kuno tersebut. Dari 12 korban yang dieksekusi, empat di antaranya guru pegawai negeri di Suriah.
Pasukan pemerintah dan milisi sekutu mereka, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, berhasil merebut kota Palmyra dari ISIS pada Maret lalu.
Pada Mei 2016, Rusia menggelar konser di reruntuhan bangunan Romawi di Palmyra sebagai simbol kemenangan terhadap ISIS. Konser itu menyusul keputusan Kremlin untuk menarik pasukan Rusia di Suriah dalam skala besar dengan alasan misi militer Moskow di negara itu sudah tercapai.
ISIS kembali memasuki wilayah Palmyra pada bulan Desember 2016, di mana para militannya merebut 30 tank, sebagian peluncur rudal Grad, amunisi dan kendaraan peran lain milik Rusia.
Menurut Kepala Barang Antik Suriah, Maamoun Abdulkarim, kelompok ekstrimis itu telah menghancurkan Tetrapylon dan fasad Teater Romawi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/1/2017).
Sebelumnya ISIS juga mengeksekusi dengan memenggal 12 orang di kota kuno tersebut. Dari 12 korban yang dieksekusi, empat di antaranya guru pegawai negeri di Suriah.
Pasukan pemerintah dan milisi sekutu mereka, yang didukung oleh kekuatan udara Rusia, berhasil merebut kota Palmyra dari ISIS pada Maret lalu.
Pada Mei 2016, Rusia menggelar konser di reruntuhan bangunan Romawi di Palmyra sebagai simbol kemenangan terhadap ISIS. Konser itu menyusul keputusan Kremlin untuk menarik pasukan Rusia di Suriah dalam skala besar dengan alasan misi militer Moskow di negara itu sudah tercapai.
ISIS kembali memasuki wilayah Palmyra pada bulan Desember 2016, di mana para militannya merebut 30 tank, sebagian peluncur rudal Grad, amunisi dan kendaraan peran lain milik Rusia.
(ian)
Explore More