FBI Tangkap Istri Pembantai Kelab Malam Gay Orlando
A
A
A
ORLANDO - Agen Federal Bureau of Investigation (FBI) menangkap istri Omar Mateen, pelaku penembakan massal di kelab malam gay di Orlando, Amerika Serikat (AS) Juni 2016 lalu. Istri Mateen, Noor Salman, dituduh menghalang-halangi proses hukum karena marahasiakan rencana pembantaian yang dilakukan suaminya.
Penembakan massal oleh Mateen telah menewaskan 49 orang dan 53 lainnya terluka. Mateen sendiri tewas dalam baku tembak dengan polisi. Serangan Mateen, menurut otoritas keamanan AS, dianggap sebagai aksi terorisme.
Salman ditangkap di San Francisco, pada hari Senin. Dia telah pindah beberapa kali sejak penembakan massal itu demi menghindari permusuhan dengan masyarakat yang membenci tindakan suaminya.
Noor Salman, 30, dituduh dan didakwa membantu serta bersekongkol dengan memberikan dukungan material untuk organisasi teroris.
Kepala Kepolisian Orlando John Mina mengonfirmasi penangkapan Salman dalam sebuah pernyataan. Dia dijadwalkan hadir di pengadilan federal di Oakland, California, pada Selasa (17/1/2017) pagi waktu setempat.
”Tentu saja saya bisa mengonfirmasi bahwa penangkapan memang terjadi dalam kasus ini,” kata Jaksa Agung Loretta Lynch kepada MSNBC.
”Kami mengatakan dari awal bahwa kami akan melihat setiap aspek dari kasus ini, setiap aspek kehidupan penembak ini, untuk tidak hanya menentukan motivasi mengapa dia mengambil tindakan ini, tapi siapa lagi yang tahu tentang itu, atau orang lain yang terlibat?,” ujar Lynch.
Pada November lalu, Salman pernah memberikan keterangan kepada New York Times, dalam sebuah wawancara, di mana dia mengaku tidak setuju dengan aksi suaminya. ”Saya hanya ingin orang tahu bahwa saya manusia. Saya seorang ibu,” katanya.
“Saya tidak menyadari segalanya,” ujarnya. ”Saya tidak membenarkan apa yang telah dilakukan. Saya sangat menyesal atas apa yang telah terjadi. Dia telah menyakiti banyak orang. Bagaimana bisa seseorang mampu (melakukan) itu?.”
Penembakan massal oleh Mateen telah menewaskan 49 orang dan 53 lainnya terluka. Mateen sendiri tewas dalam baku tembak dengan polisi. Serangan Mateen, menurut otoritas keamanan AS, dianggap sebagai aksi terorisme.
Salman ditangkap di San Francisco, pada hari Senin. Dia telah pindah beberapa kali sejak penembakan massal itu demi menghindari permusuhan dengan masyarakat yang membenci tindakan suaminya.
Noor Salman, 30, dituduh dan didakwa membantu serta bersekongkol dengan memberikan dukungan material untuk organisasi teroris.
Kepala Kepolisian Orlando John Mina mengonfirmasi penangkapan Salman dalam sebuah pernyataan. Dia dijadwalkan hadir di pengadilan federal di Oakland, California, pada Selasa (17/1/2017) pagi waktu setempat.
”Tentu saja saya bisa mengonfirmasi bahwa penangkapan memang terjadi dalam kasus ini,” kata Jaksa Agung Loretta Lynch kepada MSNBC.
”Kami mengatakan dari awal bahwa kami akan melihat setiap aspek dari kasus ini, setiap aspek kehidupan penembak ini, untuk tidak hanya menentukan motivasi mengapa dia mengambil tindakan ini, tapi siapa lagi yang tahu tentang itu, atau orang lain yang terlibat?,” ujar Lynch.
Pada November lalu, Salman pernah memberikan keterangan kepada New York Times, dalam sebuah wawancara, di mana dia mengaku tidak setuju dengan aksi suaminya. ”Saya hanya ingin orang tahu bahwa saya manusia. Saya seorang ibu,” katanya.
“Saya tidak menyadari segalanya,” ujarnya. ”Saya tidak membenarkan apa yang telah dilakukan. Saya sangat menyesal atas apa yang telah terjadi. Dia telah menyakiti banyak orang. Bagaimana bisa seseorang mampu (melakukan) itu?.”
(mas)