Istana Hendak Dibom, RI Dicap Tak Siap Hadapi Ancaman Ekstremis Perempuan

Sabtu, 14 Januari 2017 - 07:49 WIB
Istana Hendak Dibom, RI Dicap Tak Siap Hadapi Ancaman Ekstremis Perempuan
Istana Hendak Dibom, RI Dicap Tak Siap Hadapi Ancaman Ekstremis Perempuan
A A A
JAKARTA - Analis terorisme Sidney Jones menilai pemerintah Indonesia tidak siap menghadapi ancaman ekstremis perempuan. Menurutnya, aksi Dian Yulia Novi yang ingin melakukan bom bunuh diri di Istana Negara di Jakarta menjadi gejala munculnya ekstremis perempuan.

Polisi antiteror bulan lalu berhasil menggagalkan rencana aksi Dian. Perempuan itu mengaku diperintah militan pro-ISIS untuk meledakkan dirinya di sebuah upacara di Istana Negara. Dia ditangkap dengan “bom panci” yang sudah siap diledakkan.

”Saya pikir itu adalah awal dari sesuatu, bukan hanya di Indonesia tapi di wilayah yang lebih umum,” kata Sidney Jones, dari Institute for Policy Analysis of Conflict yang berbasis di Jakarta.

”Saya pikir perempuan telah aktif di ISIS atau yang mendukung ISIS sekarang ingin peran yang lebih aktif dan telah menekan orang-orang di ISIS untuk memberi mereka satu (peran),” ujar Sidney, seperti dikutip ABC, Sabtu (14/1/2017).

Dian dianggap sebagai perempuan pertama yang ingin melakukan serangan bom di Indonesia dengan target Istana Negara. ”Dalam banyak kasus badan intelijen belum menebus perhatian khusus pada peran perempuan,” kata Sidney.

”Mereka tidak mencari perempuan sebagai (pihak) yang benar-benar lolos melalui detektor logam misalnya, mereka belum menebus banyak perhatian untuk pengunjung perempuan di penjara, meskipun sangat jelas ada waktu yang lama bahwa perempuan memainkan peran kunci sebagai kurir,” imbuh analis terorisme ini.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5870 seconds (0.1#10.140)