Jendral Top Irak: Mosul Bisa Dibebaskan Dalam 3 Bulan

Rabu, 11 Januari 2017 - 22:34 WIB
Jendral Top Irak: Mosul...
Jendral Top Irak: Mosul Bisa Dibebaskan Dalam 3 Bulan
A A A
IRBIL - Seorang komandan pasukan Irak mengatakan bahwa operasi untuk merebut kembali kota Mosul dari kelompok ISIS bisa dituntaskan dalam tiga bulan atau kurang. Hal itu diungkapkannya dalam wawancara dengan The Associated Press.

"Ada kemungkinan Mosul akan dibebaskan di dalam kerangka waktu itu," ucap Letnan Jenderal Thalib Shaghati seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (11/1/2017).

Namun, ia memperingatkan sulit untuk memberikan perkiraan yang akurat tentang berapa lama operasi untuk merebut Mosul karena bukan perang konvensional. "Ada banyak variabel," katanya, menggambarkan pertempuran merebut Mosul sebagai perang gerilya.

Serangan besar-besaran yang melibatkan sekitar 30.000 pasukan Irak diluncurkan pada bulan Oktober dan para pemimpin Irak awalnya berjanji kota akan direbut kembali sebelum 2017. Namun hingga peperangan memasuki bulan keempat, hanya sekitar sepertiga dari kota ini kembali berada di bawah kendali pemerintah.

Pasukan Irak, sebagian besar dipimpin oleh pasukan khusus, perlahan-lahan telah maju di Mosul timur. Serangan balik sengit dari ISIS telah menewaskan dan melukai ratusan tentara Irak. Serangan itu juga menimbulkan kerusakan besar terhadap peralatan militer Irak. Berulang kali, setelah membuat kemajuan, pasukan Irak terdorong kembali oleh serangan balik ISIS. Namun Shaghati mengatakan serangan balik, khususnya bom mobil, telah berkurang. Dia memperkirakan serangan bom ISIS telah berkurang setengah dari jumlah ketika operasi pertama kali dilakukan.

Shaghati juga mengatakan bahwa banyak pasukan yang ikut berpartisipasi dalam perang merebut Mosul. Namun, ia menegaskan bahwa pasukan khusus ISIS satu-satunya tentara dengan keterampilan untuk melawan ISIS.

"Pasukan yang memiliki keterampilan untuk melawan perang gerilya hanya CTS. Mereka memiliki fleksibilitas dan dapat bertindak cepat," katanya menggunakan singkatan alternatif untuk pasukan khusus Irak yang juga disebut pasukan kontra-terorisme.

Untuk melanjutka operasi di Mosul, Shaghati mengatakan pasukan Irak harus terus menerima dukungan dan peralatan dari koalisi yang dipimpin oleh AS. Sejak operasi Mosul di mulai, pesawat koalisi telah meluncurkan ribuan serangan udara di dan sekitar kota terbesar kedua Irak.

Meskipun Shaghati mengatakan ia percaya bahwa awal dari operasi Mosul menandai akhir dari ISIS di Irak, negara itu kemungkinan akan berjuang dengan ancaman kelompok teroris lama setelah ISIS dikalahkan di Mosul.

Ketika ditanya apakah ia berharap tingkat dukungan berubah ketika Presiden AS terpilih Donald Trump mengambil Gedung Putin bulan ini, ia berkata: "Kami percaya bahwa dukungan dari teman-teman Amerika kami akan terus dan berkelanjutan."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0693 seconds (0.1#10.140)