Bos CIA Sebut AS Terlalu Berlebihan Terkait Arab Spring
A
A
A
WASHINGTON - Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA menyatakan, pemerintahan AS di bawah pimpinan Barack Obama terlalu berlebihan mengenai hasil dari Arab Spring. Menurutnya, demokrasi bukanlah budaya negara-negara di Timur Tengah. Dan, memaksakan hal itu telah menyebabkan banyak masalah di kawasan tersebut.
Arab Spring adalah sebuah gelombang pemberontakan yang menyebar dari Tunisia ke Mesir, Bahrain, Libya, dan di tempat lain di Timur Tengah pada tahun 2011. Jatuhnya sejumlah rezim otoriter, yang berusaha digantikan dengan demokrasi telah menyebabkan meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut.
"Meskipun orang-orang di wilayah itu ingin kebebasan individu, konsep demokrasi adalah sesuatu yang benar-benar tidak berakar dalam banyak rakyat dan budaya negara-negara di luar sana," kata Brennan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (9/1).
"Saya pikir ada harapan yang sangat tidak realistis di Washington, termasuk di beberapa bagian administrasi mengenai Arab Spring akan mendorong keluar rezim-rezim otoriter dan demokrasi akan berkembang, karena itulah apa yang orang inginkan," sambungnya.
Brennan juga mencatat, keputusan untuk menarik pasukan AS dari Irak pada tahun 2011 kemungkinan besar bukan menjadi penyebab kekerasan sektarian di negara itu. Namun, tidak tertutup kemungkinan itu faktor menjadi salah satu faktor muncul dan berkembangnya ISIS di kawasan itu.
Arab Spring adalah sebuah gelombang pemberontakan yang menyebar dari Tunisia ke Mesir, Bahrain, Libya, dan di tempat lain di Timur Tengah pada tahun 2011. Jatuhnya sejumlah rezim otoriter, yang berusaha digantikan dengan demokrasi telah menyebabkan meningkatnya ketidakstabilan di wilayah tersebut.
"Meskipun orang-orang di wilayah itu ingin kebebasan individu, konsep demokrasi adalah sesuatu yang benar-benar tidak berakar dalam banyak rakyat dan budaya negara-negara di luar sana," kata Brennan, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (9/1).
"Saya pikir ada harapan yang sangat tidak realistis di Washington, termasuk di beberapa bagian administrasi mengenai Arab Spring akan mendorong keluar rezim-rezim otoriter dan demokrasi akan berkembang, karena itulah apa yang orang inginkan," sambungnya.
Brennan juga mencatat, keputusan untuk menarik pasukan AS dari Irak pada tahun 2011 kemungkinan besar bukan menjadi penyebab kekerasan sektarian di negara itu. Namun, tidak tertutup kemungkinan itu faktor menjadi salah satu faktor muncul dan berkembangnya ISIS di kawasan itu.
(esn)