Perbedaan Situasi di Timur dan Barat Aleppo

Senin, 19 Desember 2016 - 17:40 WIB
Perbedaan Situasi di...
Perbedaan Situasi di Timur dan Barat Aleppo
A A A
ALEPPO - Situasi di kota Aleppo, Suriah saat ini menjadi sorotan dunia, termasuk di Indonesia. Namun, banyak yang belum menyadari kalau saat ini Aleppo terbagi dua. Sisi barat dikuasai oleh pemerintah Suriah dan sisi timur dikuasai pemberontak.
Pemberitaan saat ini fokus pada apa yang terjadi di sisi timur Aleppo, dimana terjadi peperangan antara pemberontak dan pasukan pemerintah Suriah. Sedangkan situasi di sisi barat jarang diketahui.
Melansir dari Euronews pada Senin (19/12), ada perbedaan yang mencolok situasi di Aleppo timur dan barat. Dalam sebuah video terlihat situasi Aleppo timur sangat memprihatinkan dengan banyaknya gedung yang hancur.
Sementara di sisi lain kota, yang dikuasai oleh pemerintah, situasi berjalan layaknya kota-kota lain di dunia. Dalam tayangan video itu bahkan terlihat anak-anak sedang asik bermain di kolam renang publik di Aleppo barat.
Lalu, terlihat pula-pula sejumlah wanita dengan anak-anak mereka tengah berjalan-jalan di pusat kota Aleppo barat. Sama sekali tidak terlihat dampak adanya perang di belahan lain kota yang berjarak hanya beberapa kilometer dari tempat mereka.
"Situasi di sini, di Aleppo barat tak berubah dalam kurun 4 setengah tahun terakhir," kata seorang warga Aleppo barat, Nabil Antaki, seperti dikutip dari USA Today. Dia mendengar bahwa banyak orang yang menderita di Aleppo timur, tetapi ia tidak pernah melihat langsung kondisi di Aleppo timur.Warga pro-Assad yang tinggal di Aleppo barat dapat pergi berbelanja ke pasar setiap hari, di mana barang-barang kebutuhan sehari-hari masih tersedia. Hanya saja, harga kebutuhan menjadi semakin mahal karena perang. Warga Aleppo barat bahkan masih bisa menikmati liburan akhir pekan di Beirut, Lebanon, setelah menempuh 4 jam perjalanan."Jalan menuju Lebanon dibuka oleh pasukan kami sekitar dua bulan yang lalu," kata Antaki.
Selama ini, kaum profesional dan Muslim yang lebih sekuler, berpendidikan, serta golongan menengah-atas telah lama tinggal di lingkungan barat kota ini. Sejak pemberontak mengambil alih wilayah Aleppo timur pada tahun 2012, perbedaan menjadi lebih mencolok.
"Dengan kehadiran militan (di Aleppo timur), menjadi hal yang mustahil untuk tidak mengenakan jilbab di bagian timur," kata sejarawan Souheil Lawand, seorang militan yang tinggal di antara kelompok-kelompok anti-pemerintah di Aleppo timur. "Namun, tak mengenakan jilbab adalah hal yang biasa saja di wilayah Aleppo barat," lanjutnya.
Terkait Aleppo timur sendiri, saat ini proses evakuasi warga sipil dan pemberontak masih terus dilakukan. Menurut laporan sejumlah media sudah lebih dari 3.000 orang yang dievakuasi dari Aleppo timur sejak semalam.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0633 seconds (0.1#10.140)