Hampir 8.000 Warga Sipil Dievakuasi dari Aleppo
A
A
A
ANKARA - Hampir 8.000 warga sipil telah dievakuasi dari kota Suriah, Aleppo, dengan enam konvoi melalui jalur penyelamatan. Demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.
Cavusoglu melalui akun Twitternya mengatakan bahwa lebih dari 7.000 warga sipil telah dievakuasi dalam enam konvoi pertama seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/12/2016).
Evakuasi terhadap warga sipil dari benteng terakhir pemberontak di Aleppo telah dilakukan sejak Kamis kemarin dibawah gencatan senjata yang ditengah oleh Turki dan Rusia. Ini juga menandai berakhirnya pertempuran di kota itu dan menandai kemenangan besar bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Meski begitu, utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, memberikan perkiraan angka warga sipil yang masih terjebak di Aleppo timur. "Ada 50 ribu orang, termasuk 40 ribu warga sipil, yang cukup malang untuk tinggal di bagian kota," kata de Mistura.
Ia juga mengatakan sekitar 10 ribu orang terdiri dari antara 1.500 sampai 5.000 pejuang dan keluarga mereka akan dievakuasi ke kota Idlib.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di Idlib, tetapi jika tidak ada gencatan senjata atau kesepakatan politik maka akan menjadi Aleppo berikutnya," katanya sembari menambahkan pihaknya kekurangan pengamat di lapangan.
Cavusoglu melalui akun Twitternya mengatakan bahwa lebih dari 7.000 warga sipil telah dievakuasi dalam enam konvoi pertama seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/12/2016).
Evakuasi terhadap warga sipil dari benteng terakhir pemberontak di Aleppo telah dilakukan sejak Kamis kemarin dibawah gencatan senjata yang ditengah oleh Turki dan Rusia. Ini juga menandai berakhirnya pertempuran di kota itu dan menandai kemenangan besar bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Meski begitu, utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, memberikan perkiraan angka warga sipil yang masih terjebak di Aleppo timur. "Ada 50 ribu orang, termasuk 40 ribu warga sipil, yang cukup malang untuk tinggal di bagian kota," kata de Mistura.
Ia juga mengatakan sekitar 10 ribu orang terdiri dari antara 1.500 sampai 5.000 pejuang dan keluarga mereka akan dievakuasi ke kota Idlib.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di Idlib, tetapi jika tidak ada gencatan senjata atau kesepakatan politik maka akan menjadi Aleppo berikutnya," katanya sembari menambahkan pihaknya kekurangan pengamat di lapangan.
(ian)