Perempuan Yazidi yang Diperkosa ISIS hingga Pingsan Raih Sakharov Prize

Rabu, 14 Desember 2016 - 03:25 WIB
Perempuan Yazidi yang...
Perempuan Yazidi yang Diperkosa ISIS hingga Pingsan Raih Sakharov Prize
A A A
STRASBOURG - Dua perempuan Yazidi yang pernah disandera dijadikan budak seks kelompok ISIS, telah meraih Sakharov Prize, sebuah penhargaan HAM di Uni Eropa. Dua perempuan Yaizidi itu adalah Nadia Murad, 23 dan Lamiya Aji Bashar, 18, di mana salah satu dari mereka pernah mengaku diperkosa para militan ISIS hingga pingsan.

Mereka ditangkap oleh kelompok ISIS atau Islamic State ketika desa mereka di Sinjar, Irak utara diserbu kelompok ekstremis itu pada Agustus 2014.

Nadia Murad sebelumnya telah ditunjuk PBB sebagai Duta Khusus Goodwill PBB untuk Perdagangan Manusia. Kisah Nadia pernah jadi sorotan media–media internasional setelah angkat bicara atas serangan brutal para militan ISIS selama dia disandera. Nadia inilah yang mengaku pernah diperkosa para militan ISIS hingga pingsan.

Nadia melarikan diri setelah tiga bulan disandera. Sedangkan, Lamiya mencoba melarikan diri empat kali tapi gagal dan baru berhasil melarikan diri pada bulan Maret lalu.

Lamiya terluka oleh ranjau darat ketika dikejar militan ISIS. Luka itu membuatnya kehilangan salah satu fungsi organ penglihatannya.

Berbicara kepada AP setelah pelariannya, Lamiya mengatakan, ”Saya berhasil pada akhirnya, berkat Tuhan.”

”Bahkan jika saya telah kehilangan kedua mata, itu tidak akan sia-sia, karena saya telah selamat dari mereka,” ucap Lamiya. Penghargaan Sakharov Prize 2016 diberikan kepada dua perempuan Yazidi itu di kantor parlemen Uni Eropa di Strasbourg, Selasa kemarin.

Nadia mengaku tidak bisa menghitung berapa kali dia jadi korban pemerkosaan para militan ISIS, karena dia anggap sudah kelewat batas. “Pemerkosaan digunakan untuk menghancurkan perempuan dan anak perempuan dan untuk menjamin bahwa wanita ini tidak pernah bisa hidup normal lagi,” keluh Nadia.

”ISIS telah membuat perempuan Yazidi menjadi daging yang diperdagangkan,” lanjut Nadia, yang dikutip Daily Mail, Rabu (14/12/2016).

Penghargaan Sakharov Prize pernah juga diberikan kepada Nelson Mandela dan Aung San Suu Kyi. ”Mereka ingin mengambil kehormatan kami, tetapi mereka kehilangan kehormatan mereka,” kata Nadia mengacu pada kelompok ISIS.

Nama penghargaan HAM itu diambil dari tokoh pembangkang Soviet (Rusia) Andrei Sakharov. Penghargaan mulai diciptakan pada tahun 1988 untuk menghormati individu atau kelompok yang membela HAM dan kebebasan fundamental.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0836 seconds (0.1#10.140)