Prancis Tarik Pulang Kapal Induk dari Suriah
A
A
A
PARIS - Kapal induk Prancis, Charles de Gaulle, dijadwalkan untuk kembali ke Prancis pada Desember ini untuk pemeliharaan. Langkah ini dianggap pukulan bagi koalisi anti ISIS pimpinan Amerika Serikat (AS).
Menurut seorang pejabat militer Prancis, mengisi bahan bakar dan pemeliharaan kapal induk tersebut tidak dapat ditunda lagi. Meski begitu, Prancis berniat untuk terus membantu upaya memerangi ISIS dengan cara lain.
"ISIS harus diberikan tekanan abadi yang luar biasa. Itu sangat penting untuk menjaga tekanan tinggi untuk memanfaatkan momentum positif ini di medan perang," kata Laksamana Olivier Lebas seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (2/12/2016).
Sebelumnya, Presiden Prancis Francois Hollande telah menunda pemeliharaan Charles de Gaulle, yang diperkirakan berlangsung sekitar satu tahun. Kapal induk nuklir tersebut telah mengerahkan lebih dari 1.000 serangan udara atas Irak dan Suriah sejak awal September 2015, termasuk sedikitnya 100 serangan sejak pertempuran Mosul di mulai.
Pasukan darat Irak dan Kurdi terus mendorong ISIS keluar dari Mosul, sedangkan pasukan Suriah terus merangsek maju ke Aleppo. Sementara itu, pasukan Kurdi juga bekerja untuk mengisolasi Raqqa, ibukota ISIS.
Menurut seorang pejabat militer Prancis, mengisi bahan bakar dan pemeliharaan kapal induk tersebut tidak dapat ditunda lagi. Meski begitu, Prancis berniat untuk terus membantu upaya memerangi ISIS dengan cara lain.
"ISIS harus diberikan tekanan abadi yang luar biasa. Itu sangat penting untuk menjaga tekanan tinggi untuk memanfaatkan momentum positif ini di medan perang," kata Laksamana Olivier Lebas seperti dikutip dari Sputniknews, Jumat (2/12/2016).
Sebelumnya, Presiden Prancis Francois Hollande telah menunda pemeliharaan Charles de Gaulle, yang diperkirakan berlangsung sekitar satu tahun. Kapal induk nuklir tersebut telah mengerahkan lebih dari 1.000 serangan udara atas Irak dan Suriah sejak awal September 2015, termasuk sedikitnya 100 serangan sejak pertempuran Mosul di mulai.
Pasukan darat Irak dan Kurdi terus mendorong ISIS keluar dari Mosul, sedangkan pasukan Suriah terus merangsek maju ke Aleppo. Sementara itu, pasukan Kurdi juga bekerja untuk mengisolasi Raqqa, ibukota ISIS.
(ian)