Khamenei Kritik Sikap Rouhani Terhadap Barat
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin tertinggi spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei melemparkan kritikan keras terhadap Presiden Iran Hassan Rouhani. Khamenei menyebut Rouhani terlalu terbuka dan lunak pada barat, khususnya pada saat melakukan pembicaraan kesepakatan nuklir.
Kritik tersebut muncul setelah adanya keputusan dari Parlemen Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang sanksi terhadap Iran. Menurut Khamenei, ini menunjukan Barat tidak terlalu mematuhi kesepakatan nuklir, yang disebabkan oleh lunaknya sikap Rouhani.
"Sisi barat tidak berkomitmen untuk kesepakatan ini, sementara beberapa pejabat Iran bergegas untuk menandatanganinya," kata Khamenei saat berbicara d markas Angkatan Laut Iran, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (29/11).
Dia juga mengkritisi sikap Parlemen AS yang memutuskan untuk memperpanjang sanksi untuk Iran, meskipun menurut Parlemen AS tidak ada sanksi baru yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran.
"Meskipun negosiasi pencabutan sanksi, Kongres AS memilih untuk memperpanjang itu, dengan dalih ini hanya kelanjutan dari larangan sebelumnya. Tidak ada perbedaan antara memberlakukan larangan baru atau melanjutkan yang telah berakhir, yang kedua adalah negasi eksplisit dari apa yang telah disepakati sebelumnya oleh Amerika," sambungnya.
Kritik tersebut muncul setelah adanya keputusan dari Parlemen Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang sanksi terhadap Iran. Menurut Khamenei, ini menunjukan Barat tidak terlalu mematuhi kesepakatan nuklir, yang disebabkan oleh lunaknya sikap Rouhani.
"Sisi barat tidak berkomitmen untuk kesepakatan ini, sementara beberapa pejabat Iran bergegas untuk menandatanganinya," kata Khamenei saat berbicara d markas Angkatan Laut Iran, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (29/11).
Dia juga mengkritisi sikap Parlemen AS yang memutuskan untuk memperpanjang sanksi untuk Iran, meskipun menurut Parlemen AS tidak ada sanksi baru yang dijatuhkan oleh AS terhadap Iran.
"Meskipun negosiasi pencabutan sanksi, Kongres AS memilih untuk memperpanjang itu, dengan dalih ini hanya kelanjutan dari larangan sebelumnya. Tidak ada perbedaan antara memberlakukan larangan baru atau melanjutkan yang telah berakhir, yang kedua adalah negasi eksplisit dari apa yang telah disepakati sebelumnya oleh Amerika," sambungnya.
(esn)